GridOto.com-Biodiesel B20 adalah bahan bakar diesel campuran minyak nabati 20% dan minyak bumi (petroleum diesel) 80%.
Pengguna biodiesel B20 ini enggak cuma buat mobil penumpang, tapi juga buat truk dan bus yang dipakai buat usaha.
"Memang pihak Agen Pemegang Merek (APM) menjamin truk keluaran 2016 ke atas aman menggunakan biodiesel B20, tapi bakal masalah pada truk produksi 2016 ke bawah," buka Kyatmaja Lookman, Chief Executive Officer PT Lookman Djaja yang bergerak di bisnis logistik dengan armada ratusan truk bermesin diesel saat dihubungi GridOto.com (7/9).
Menurut Lookman, ini karena truk produksi di bawah 2016 itu umumnya belum dibekali komponen water separator pada filter bahan bakarnya.
Water separator ini berfungsi memisahkan air yang terkandung dalam bahan bakar diesel.
(BACA JUGA: Biodiesel B20 Bikin Filter Bahan Bakar Cepat Kotor? Ini Tandanya)
Bila air ini tersedot ke ruang bakar tentu akan menyebabkan kerusakan pada mesin.
"Sifat biosolar yang mengikat air ini bisa tersedot ke ruang bakar, maka untuk menghindarinya perlu dipasang water separator filternya," lanjut Lookman yang juga Ketua Kompartemen Angkutan Darat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).
Persoalan lain yang disoroti Lookman adalah soal penerapan standarisasi biodiesel B20.
"Blending dari biodiesel B20 ini belum terstandarisasi dengan baik, setiap pemasok memiliki kualitas yang berbeda-beda," terang pemegang gelar MBA dari University of Technology Sydney.
Kualitas kandungan dan campuran biodiesel B20 ini mesti tepat agar memberikan performa yang baik terhadap mesin.
(BACA JUGA: Biodiesel B20, Waspada Dampaknya Pada Komponen Ini!)
Kalau kualitasnya tidak bagus malah bisa menyebabkan kerusakan cukup serius pada mesin truk.
"Ini karena biodiesel B20 ini memiliki tingkat detergensi yang tinggi, sifatnya mengikat air, serta memiliki masa expired karena mengandung bahan nabati," ucapnya Kyatmaja lagi.
Bila ini terjadi tentu akan memberikan beban biaya tambahan buat para pengusaha truk yang mengkonsumsi biodiesel B20.
"Biaya itu semua siapa yang tanggung?" tutupnya.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR