GridOto.com – Kendaraan otonom alias autonomous vehicle sudah ada di Indonesia.
Namanya Navya, dan ia benar-benar mampu berjalan tanpa kehadiran pengemudi.
Kami sempat bingung ingin menyebutnya sebagai bus atau mobil, karena meski bentuk luarnya seperti bus, tapi ukurannya mirip dengan kebanyakan MPV besar seperti Hyundai H-1, Kia Grand Sedona atau Toyota Hiace.
Akhirnya kami putuskan untuk menyebutnya dengan kata ‘kendaraan’.
Tak hanya itu, kami juga kesulitan mencari bagian depan dari kendaraan ini, karena parasnya sama saja baik depan maupun belakang.
Pun dengan arah lajunya yang punya orientasi kecepatan sama antara ke depan maupun ke belakang.
Nayva ini mirip dengan MPV tanpa hidung (bonnet), yang hampir 80% dari dimensinya adalah kabin sehingga optimal untuk mengangkut penumpang.
Di bagian dalam, yang mudah terlihat adalah 8 buah bangku yang berada di sisi kanan dan kiri, lalu 4 buah tali gantungan untuk penumpang yang berdiri.
Totalnya Navya mampu mengakomodasi 12 penumpang.
Jangan harap ada kursi pengemudi, karena memang tidak ada baik kursi pengemudi apalagi lingkar kemudinya.
Kendaraan bermerek dan buatan Prancis ini bertenaga elektris makanya ia punya status sebagai autonomous electric vehicle.
Baterainya mampu mentenagai motor listrik untuk 9 jam perjalanan, dan itu dicapai setelah melakukan pengisian daya (recharging) 7-8 jam.
Oleh Telkomsel dan ST Engineering, Navya diset untuk melaju dengan kecepatan maksimal 25 km/jam.
Tentu alasan utamanya adalah faktor keselamatan mengingat kompleks Gelora Bung Karno, rute operasionalnya, sedang padat pengunjung selama gelaran Asian Games 2018.
Lalu apa hubungannya kendaraan listrik otonom dengan Telkomsel sebagai operator telekomunikasi seluler?
Nah, ketika beroperasi Navya membutuhkan banyak sekali transfer data untuk membaca situasi di rute yang dilaluinya.
Misalnya ketika sensor membaca ada pejalan kaki yang hendak menyeberang, atau kucing tiba-tiba masuk ke jalan, maka sistem di Navya akan bereaksi dengan melakukan pengereman.
Transfer data itu terjadi setiap saat melalui beragam sensor yang terdapat di sepanjang rute, untuk dikirim ke komputer yang ada di Navya.
Itu sebabnya Navya membutuhkan transfer data yang konstan dan sangat cepat, sehingga mampu berjalan dengan baik dan bereaksi instan demi alasan keselamatan (safety).
(BACA JUGA: Setir Tak Akan Pernah Hilang dari Autonomous Car BMW)
“Untuk menunjang operasional Navya, Telkomsel menyediakan kemampuan transfer data mencapai 20 Gbps yang artinya sudah masuk dalam level 5G,” tukas Indra Mardiatna, Vice President Technology & System Telkomsel.
Tak heran Telkomsel sebagai Official Mobile Partner pada ajang Asian Games 2018, menjadikan Navya sebagai medium pamer teknologi 5G yang mereka miliki.
Selain transfer data, Navya juga menggunakan teknologi canggih lain yakni LIDAR (Light Detecting and Ranging) dan AI (Artificial Inteligent) untuk beroperasi.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR