Tapi memang dibanding BMW 520i Luxury Line, stabilitas rivalnya itu masih sedikit lebih baik.
Wajar karena secara set suspensi pun BMW 520i sedikit lebih keras dari E 200.
Bisa kami katakan handling E 200 sudah menyenangkan bagi pengemudi, terlebih dengan bobot setir yang pas, tidak berat dan tidak terlampau enteng.
(BACA JUGA: Hadir Sebagai Entry Level, Benarkah Kenyamanan Mercy E 200 Masih Sebaik Itu?)
Tersedianya paddle-shift di balik kemudi menambah rasa asyik mengemudikan E 200.
Gejala turbo lag juga masih ada, meski pun minim, namun itu pun mudah diatasi dengan masuk ke mode Sport atau mode manual untuk putaran mesin cenderung tinggi.
Bagi kami, meski Mercedes-Benz E 200 Avantgarde memang berorientasi pada penumpang, tapi kami tak keberatan menjadi pengemudi karena rasa fun yang diberikannya.
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR