Sebagai peserta yang mewakili regional Asia, ketiga tim mahasiswa Indonesia harus mengikuti babak kualifikasi Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship Grand Final.
(BACA JUGA: Serunya Sunmori Naik Moge Bareng Komunitas Z900 Baikaa Indonesia)
Syarat yang diberlakukan adalah, mobil harus dapat melakukan pengereman dalam jarak maksimal 20 meter ketika dipacu dengan kecepatan 40 km per jam, hal ini untuk memastikan mobil memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang baik.
Di uji kualifikasi ini, calon peserta lomba diharuskan bisa menyamai minimal 95% catatan rekor yang dicapai saat kualifikasi di regional masing-masing.
"Dengan trek sepanjang 6,7 km dan elevasi naik turun antara 3 hingga 12 meter, kami benar-benar harus mengatur kecepatan," ujar M. Hafis Habibi, pengendara tim ITS Team 2.
Ia juga mengatakan, kerjasama tim sangat dibutuhkan dalam hal ini.
(BACA JUGA: Lagi Cari Karpet Mobil? Dari Harga Rp 100 Ribuan Sampai Rp 3 Jutaan Ada Di Sini... Yuks Dipilih!)
"Dengan kerjasama yang baik antara anggota tim, usaha dan doa kami membuahkan hasil yang menggembirakan, kami menjadi juara sebagai mobil tercepat dan terhemat," tambahnya.
Di lain pihak, Shanna Simmons, Shell Eco-marathon Global Technical Director memuji kerjasama tim ITS Team 2 yang membuat mereka menjadi juara.
"Mereka memang pantas menjadi juara, karena mereka telah memberikan performa balapan yang sangat luar biasa,” ujar Shanna.
Editor | : | Hendra |
KOMENTAR