Pengetesan dilakukan di tiga kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung dan Yogyakarta selama tiga bulan.
Pada tahap berikutnya peneliti dari UNS, ITS dan Udayana juga melakukan rangkaian studi yang sama.
Supaya data yang diperoleh bisa lebih beragam dan komprehensif.
Nantinya, data-data yang terkumpul akan dianalisis dan disimpulkan untuk menjadi referensi bagi Kemenperin RI.
Selain itu, studi juga akan mempelajari mengenai rantai pasok industri termasuk kebutuhan ketenagakerjaan.
Dalamkegiatan ini Toyota Indonesia menyediakan 18 unit kendaraan yang terdiri dari 6 unit Toyota Prius, 6 unit Toyota Prius Prime (Plug-in Hybrid), dan 6 unit Corolla Altis.
Toyota Indonesia juga membangun 6 unit stasiun pengisian level 2 (4 jam pengisian, 3.500 watt) serta menyediakan asistensi teknik dalam kegiatan Penelitian dan Studi Komprehensif Kendaraan Elektrifikasi.
Selain itu Toyota berkomitmen untuk berperan aktif mendukung program pemerintah dalam menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29 persen pada tahun 2030.
Studi pengembangan kendaraan elektrik ini diharapkan bisa menjadi salah satu langkah nyata mewujudkan kesuksesan program pemerintah tersebut.
Yoshihiro Nakata, President Director PT Toyota Astra Motor, berujar kalau pihaknya senang bisa terlibat menyukseskan program pemerintah.
"Kami berharap studi komprehensif ini bisa membantu dalam meningkatkan keingintahuan masyarakat terhadap teknologi kendaraan elektrifikasi," katanya dalam siaran pers (4/7/2018).
"Serta peningkatan kesiapan sumber daya manusia terutama para engineer lokal untuk mempersiapkan era baru industri otomotif Indonesia yang berorientasi pada teknologi tinggi dan ramah lingkungan," tambah Nakata.
Editor | : | Fendi |
KOMENTAR