GridOto.com - Bagi Carlo Pernat, salah satu pengamat MotoGP dan juga manajer dari Andrea Iannone, MotoGP Belanda 2018 kemarin adalah balapan langka.
Pernat melihat trek Assen kemarin sebagai balapan masa silam yang bisa menyuguhkan adegan seru dari awal hingg akhir.
"Di hidupku aku tidak ingat balapan dengan 7 pembalap bertarung hingga akhir," ujar Pernat seperti dikutip GridOto.com dari GPone.com.
Baginya, balapan-balapan sebelumnya tidak memberinya ketegangan hebat meski menyuguhkan banyak drama.
(BACA JUGA: Video : Deretan Insiden Menegangkan yang Terjadi di MotoGP Belanda 2018!)
Pernat, juga menyebut MotoGP Belanda dengan sebutang Grand Prix yang aneh.
Alasannya, karena Lorenzo mampu menjaga kecepatan di depan dan bisa membuat banyak pembalap di belakangnya berjajar mengikutinya.
Jorge Lorenzo dinilainya sebagai pembalap yang membuat jarak yang rapat di balapan kemarin.
"Sayangnya Dovi dan Vale membuat kesalahan yang dibayar dengan kehilangan podium," kata Pernat.
(BACA JUGA: Totalitas Tanpa Batas! Ini 5 Fakta MotoGP Belanda yang Sukses Bikin Heboh )
Lalu tibalah pada saat Marc Marquez membuat serangan akhir.
"Di dua lap terakhir Marc Marquez mampu membuat jarak dengan pembalap lain," kata Carlo pernat.
"Dia membalap dengan gila, membuat pertaruhan dan tetap memperlihatkan bahwa dia masih yang terkuat," tambahnya.
Bagi Pernat, tanpa Marc Marquez, kita tak bisa melihat performa dari Honda.
Pernat pun tak ragu berkata bahwa Honda adalah budak Marc Marquez di MotoGP.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | gpone.com |
KOMENTAR