Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Ternyata Kecelakaan Beruntun Pada Saat Mudik Disebabkan Oleh Hal Ini, Gimana Mencegahnya?

Ignatius Ferdian - Kamis, 7 Juni 2018 | 22:30 WIB
Kecelakaan beruntun yang terjadi di China, linatkan 56 mobil pada tahun 2016
international.kompas.com
Kecelakaan beruntun yang terjadi di China, linatkan 56 mobil pada tahun 2016

GridOto.com - Setiap mendengar mudik Lebaran pastinya banyak orang akan menghindari apa itu kecelakaan.

Untuk kasus ini adalah kecelakaan beruntun di jalan yang sering kali terjadi karena jarak mobil dengan yang lainnya sangat minim.

Biasanya hal ini tidak lepas dari meningkatnya volume kendaraan saat masuk dalam masa mudik.

Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai dalam kasus tabrakan beruntun biasanya pengemudi yang sudah siap mengantisipasi tetap ikut terlibat dalam kecelakaan beruntun karena ketidaksiapan pengemudi di belakangnya.

(BACA JUGA : Asyik, Ada Bensin Kemasan dari Pertamina Saat Mudik Lebaran)

Oleh karena itu pencegahan dan edukasi mengenai kesiapan dalam kecelakaan beruntun perlu dilakukan sama-sama.

Jusri menambahkan, hal pertama untuk mencegah terjadinya tabrakan adalah jangan melakukan perlambatan mendadak.

Tabrakan di New Delhi, India, karena asap tebal
internasional.kompas.com
Tabrakan di New Delhi, India, karena asap tebal

Itu disebabkan karena tidak semua pengemudi di sekitar anda siap dengan yang terjadi saat itu juga.

Pengemudi disarankan selalu siap, waspada dan berkonsentrasi saat sedang mengemudi.

(BACA JUGA : Awas Ditilang, Ini Syarat Teknis Angkutan Barang Pakai Motor Sewaktu Perjalanan Libur Lebaran!)

Apalagi saat pengemudi melakukan mudik dengan jarak tempuh dan waktu yang lama, biasanya otak akan mengalami stagnan.

Kondisi seperti inilah yang sering kali menjadi penyebab kecelakaan.

"Karena bosan, ketika ada mobil di depan ngerem tiba-tiba dia tidak bisa mengantisipasi dengan maksimal," ujar Jusri.

Untuk itu pengemudi tidak disarankan untuk memaksakan berkendara lebih dari dua jam.

(BACA JUGA : 3 Cara Jasa Marga Mengurangi Gangguan di Jalur Mudik)

Sebaiknya pengemudi melakukan istirahat jika sudah dua jam perjalanan atau tubuh dan otak sudah merasa lelah itu dilakukan untuk mengembalika konsentrasi.

Dan untuk yang terakhir, bila menemukan kecelakaan di jalan secara mendadak, diharap pengemudi tidak hanya mengantisipasi bahaya di depan namun juga di belakang.

Disarankan untuk tidak langsung mengerem, sebab belum tentu pengemudi di belakang bisa melakukan hal yang sama.

Oleh karena itu pengemudi seharusnya melihat kondisi di belakang sebelum mengambil tindakan.

"Sehingga bisa saja keputusan mengerem tidak jadi dan keputusan yang lebih baik adalah menghindar karena adanya ancaman dari belakang," pungkas Jusri.

Artikel serupa telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mari Sama-sama Cegah Tabrakan Beruntun Saat Mudik"

Editor : Hendra
Sumber : Kompas.com

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



REKOMENDASI HARI INI

YANG LAINNYA

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa