(BACA JUGA : Awas Ditilang, Ini Syarat Teknis Angkutan Barang Pakai Motor Sewaktu Perjalanan Libur Lebaran!)
Apalagi saat pengemudi melakukan mudik dengan jarak tempuh dan waktu yang lama, biasanya otak akan mengalami stagnan.
Kondisi seperti inilah yang sering kali menjadi penyebab kecelakaan.
"Karena bosan, ketika ada mobil di depan ngerem tiba-tiba dia tidak bisa mengantisipasi dengan maksimal," ujar Jusri.
Untuk itu pengemudi tidak disarankan untuk memaksakan berkendara lebih dari dua jam.
(BACA JUGA : 3 Cara Jasa Marga Mengurangi Gangguan di Jalur Mudik)
Sebaiknya pengemudi melakukan istirahat jika sudah dua jam perjalanan atau tubuh dan otak sudah merasa lelah itu dilakukan untuk mengembalika konsentrasi.
Dan untuk yang terakhir, bila menemukan kecelakaan di jalan secara mendadak, diharap pengemudi tidak hanya mengantisipasi bahaya di depan namun juga di belakang.
Disarankan untuk tidak langsung mengerem, sebab belum tentu pengemudi di belakang bisa melakukan hal yang sama.
Oleh karena itu pengemudi seharusnya melihat kondisi di belakang sebelum mengambil tindakan.
"Sehingga bisa saja keputusan mengerem tidak jadi dan keputusan yang lebih baik adalah menghindar karena adanya ancaman dari belakang," pungkas Jusri.
Artikel serupa telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mari Sama-sama Cegah Tabrakan Beruntun Saat Mudik"
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR