GridOto.com-PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) mengundang GridOto.com menghadiri Mazda Asian Tech Forum 2018 di Proving Ground Mazda, Mine, Jepang (27/5).
Dalam acara tersebut tidak hanya dijelaskan mengenai mesin baru Mazda SKYACTIV-X yang akan diluncurkan 2019 nanti, tapi GridOto.com juga diajak mencoba dapur pacu yang masih berstatus prototipe tersebut.
Hal yang sangat jarang dilakukan oleh pabrikan mobil.
Mesin Mazda SKYACTIV-X ini dipasang di bodi Mazda3 model saat ini.
Oh ya, semua mobil tes ini tidak dilengkapi traction control, ESP, dan airbags.
Jadi sedikit ngeri-ngeri sedap nih pengujian di Proving Ground Mazda yang dulunya bekas sirkuit balap mobil dan motor ini.
(BACA JUGA: Ini Daftar Bengkel Resmi Mazda yang Buka 24 Jam Selama Libur Lebaran)
Ketika masuk ke kabin mobil tes, ada sebuah komputer tablet di dashboard.
Tablet ini berguna untuk menunjukkan kepada pengemudi program mesin yang sedang dipakai dengan memakai 3 lingkaran berwarna hijau tua, kuning, dan hijau muda.
Jika pada tablet muncul lingkaran hijau, berarti mesin menggunakan pembakaran busi konvensional.
Kalau lingkaran kuning berarti mesin bekerja di menggunakan SPCCI.
Terakhir, hijau muda, untuk menunjukan mesin menggunakan campuran bahan bakar yang super kurus alias paling hemat bahan bakar.
(BACA JUGA: Buat Pemilik Mazda, Simak Nih Jadwal Promo Servis Sambut Mudik Lebaran)
Ketika stasioner putaran mesin ada di 800 rpm dan di tablet muncul bulatan warna hijau.
Ketika pedal gas mulai ditekan, langsung terasa torsi mesin yang lebih besar dibanding mesin SKYACTIV-G di Mazda3 yang juga dijajal GridOto.com di Jepang.
Mesin SKYACTIV-X juga terasa lebih bertenaga dibanding SKYACTIV-G.
Dalam kondisi muncul lingkaran kuning di tablet yang menunjukan SPCCI sedang bekerja.
Sepanjang pengujian, sekitar 70% yang bekerja adalah mode SPCCI.
(BACA JUGA: Sikat! Ada Diskon Aksesori Asli Buat Mazda Lawas Nih)
Namun, Untuk mencapai model campuran udara-bahan bakar paling kurus atau paling hemat (lingkaran hijau muda) sangat sulit, apalagi jika menggunakan tipe manual.
Beban yang diterima mesin harus sangat ringan (low-load) jika ingin mode ultra efisien ini aktif, contohnya saat mobil melaju di bagian jalan sirkuit yang rata.
Satu-satunya masalah yang mengganggu adalah knocking atau ngelitik.
Anda bisa mendengarnya 1-2 detik saat transisi dari compression ignition (pembakaran tanpa busi) dan spark ignition (pembakaran dengan busi) atau saat perpindahan gigi.
Namun, menurut engineer Mazda, masalah ini bakal mereka atasi pada saat mobil diluncurkan pada 2019 nanti.
(BACA JUGA: Mengungkap Rahasia Teknologi SKYACTIV Andalan Mazda)
SKYACTIV-X adalah mesin Homogenous Charge Compression Ignition (HCCI) berbahan bakar bensin yang bisa membakar campuran udara-bahan bakar yang sangat kurus atau lean (udara lebih banyak dari bahan bakar) demi mendapatkan efisiensi yang tinggi.
Mesin HCCI ini menawarkan efisiensi bahan bakar bensin yang tinggi, tetapi mengontrol jumlah campuran bahan bakar dan temperatur di dalam ruang bakar sangat sulit.
Kalau pembakaran terjadi duluan atau sebelum Titik Mati Atas (TMA), maka akan menimbulkan gejala knocking atau ngelitik pada mesin.
Belum lagi masalah untuk mengatur transisi antara pembakaran tanpa busi (compressed ignition, CI) saat campuran air-fuel sangat kurus dengan menggunakan busi (spark ignition, SI) saat campurannya kaya.
Untuk mengatasinya SKYACTIV-X menggunakan teknologi Spark Controlled Compression Ignition (SPCCI).
SPCCI adalah sistem komputer untuk menentukan waktu percikan busi yang paling dekat dengan kondisi kompresi terbaik untuk pembakaran.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR