Saat berayun, roda cenderung tegak lurus sehingga konsisten menjaga bidang kontaknya dengan aspal.
Grip pun optimal tanpa suspensi harus diset sedemikian keras.
Tak lupa peran sasis di generasi TNGA (Toyota New Global Architecture) yang diklaim lebih rigid 30-65% dari mobil-mobil Toyota sebelumnya.
Sayang paddle-shift yang biasanya bisa memberi tambahan rasa fun to drive, absen di Toyota C-HR.
Soal ini Toyota memberi penjelasan bahwa, rasa asyik itu justru didapat dari mode manual yang diaktifkan via tuas persneling.
Sehingga rasa natural ala mobil bertransmisi manual lebih mudah didapatkan saat ‘shifting’ via tuas, bukan paddle-shift.
Ulasan First Drive Toyota C-HR, klik di sini:
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR