Cara pemakaian octane booster harus sesuai dengan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.
Misalnya untuk produk STP octane booster, satu botol berukuran 155 ml dapat dicampurkan dengan 40-60 liter bensin.
(BACA JUGA: Begini Cara Membersihkan Head Unit Mobil)
Namun, jika kapasitas bensin di bawah 40 liter, misalnya Honda Brio, takaran penggunaan harus dikurangi menjadi 3/4 botol.
"Tidak boleh kurang atau lebih dari 40-60 liter bensin, jika ukuran tangki kurang dari 40 liter sebaiknya takaran dikurangi agar efeknya bekerja," jelas Stanley Tjhie, Business Development Manager PT Laris Chandra.
Menurut Stanley, umumnya orang membeli octane booster ketika harga BBM RON 92 atau Pertamax memiliki selisih yang cukup jauh dengan RON 90.
Jadi mereka menyiasati kenaikan harga ini dengan membeli BBM RON 90 yang dicampur dengan octane booster.
Contohnya ketika harga Pertalite (RON 90) Rp 7.600/liter (DKI Jakarta Maret 2018) untuk membeli 40 liter butuh Rp 304.000 ditambah octane booster Rp 50.000 jadi total biayanya Rp 354.000.
(BACA JUGA: GPS Tracker, Solusi Untuk Menemukan Mobil Yang Dicuri)
Sementara itu untuk membeli 40 liter Pertamax (RON 92) yang pada Maret 2018 di Jakarta harga per liternya Rp 7.600 membutuhkan biaya Rp 356.000.
Jadi membeli Pertalite plus octane booster masih lebih murah Rp 2.000 dibanding beli Pertamax.
Namun, hal ini akan berubah ketika harga Pertalite naik dan selisihnya dengan Pertamax sedikit.
Untuk membeli 40 liter Pertalite Rp 312.000 (DKI Jakarta per Mei 2018 Rp 7.800/liter) ditambah Rp 50.000 untuk octane booster, jadi totalnya Rp 362.000.
Sementara itu jika membeli Pertamax sebanyak 40 liter biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 356.000 (DKI Jakarta per Mei 2018 Rp 8.900/liter).
Artinya membeli Pertalite ditambah octane booster itu menjadi lebih mahal Rp 6.000 dibanding membeli Pertamax saja.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR