Sedangkan di F1 lebih ketat, 10 pembalap tercepat yang masuk Q3 harus memakai ban yang sama dengan saat memulai balapan di hari Minggunya.
(BACA JUGA:Parah! Ini Kelemahan Motor Baru Ducati, Kekuatan Lamanya Sudah Hilang)
Jika memakai ban yang paling lembut di Q3, pembalap bakal cepat masuk pit pada balapan esok harinya.
Sering ada adu strategi saat kualifikasi.
Jika memakai yang sangat lembut, biasanya kualifikasi bagus tapi sayangnya harus cepat masuk pit untuk ganti ban.
Sedangkan memakai ban keras, kualifikasinya kurang bagus tapi di keesokan harinya bisa melaju agak lebih lama sebelum masuk pit.
Pergantian kendaraan
(BACA JUGA:Luar Biasa! Hafizh Syahrin Bersinar di Atas Penderitaan Rookie Lain)
Di MotoGP, jika pembalap mengalami crash saat kualifikasi masih bisa menggunakan motor kedua dan masih bisa melanjutkan sesi asal waktu masih tersisa.
Di F1, jika crash ya sudah selesai, bakal menempati grid sesuai sesi atau waktu yang dicatatkan sebelum crash.
Di F1 tidak ada stok mobil kedua, misal rusak dan harus diganti partnya, ada penalti khusus sesuai regulasi.
Bantuan marshal
Di MotoGP, marshal bebas untuk memberi bantuan berupa dorongan atau apa saja untuk membantu pembalap kembali ke trek atau mungkin masuk ke box.
(BACA JUGA:Hal Ini Membuat Lewis Hamilton Lesu di Sesi Latihan F1 Bahrain)
Di F1, ada aturan yang sangat keras, kalau marshal asal membantu, sang pembalap bisa kena penalti.
Biasanya, marshal akan bertanya dan memastikan boleh tidaknya memegang mobil pembalap.
Jika ada kode dari pembalap, barulah marshal bertindak.
Editor | : | Hendra |
Sumber | : | Formula1.com,fim-live.com |
KOMENTAR