Saat itu Valentino Rossi turun di kelas 125 cc dan meraih juara dengan bendera Aprilia.
Sementara kelas 250 cc dijuarai Max Biaggi dari Honda.
Adapun podium nomor bergengsi 500cc dipuncaki trio Honda dengan urutan juara pertama, yaitu Tadayuki Okada (Jepang) diikuti juara kedua Mick Doohan (Australia) dan juara ketiga Alex Criville (Spanyol).
Tinton menambahkan, jika Moto GP dilaksanakan di Sirkuit Sentul, pemerintah dipastikan turut untung.
Atas dasar itu pula sejumlah negara beberapa kali ketempatan perhelatan balap motor tertinggi di dunia itu. "Dampak penyelenggaraan Moto GP sangat bagus. Pemerintah kita dipastikan untung. Itulah sebabnya pada 2018 ini Spanyol dan Italia sampai empat kali dan dua kali jadi tuan rumah. Negara tetangga kita pun, Malaysia, Thailand, dan Australia masuk dalam kalender resmi MotoGP 2018," lanjut dia.
Ananda Mikola menambahkan, balap motor merupakan salah satu jenis olahraga otomotif yang diminati masyarakat Indonesia.
Tidak hanya kalangan atas, namun juga kalangan bawah.
"Berbeda dengan F1 yang hanya disukai lapisan masyarakat tertentu," kata pembalap yang pernah tampil di ajang Formula 3000, Asian Formula 3, hingga A1 Grand Prix itu.
Moeldoko pun mendukung langkah Tinton dan Ananda itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pemerintah Dukung Sirkuit Sentul Kembali Gelar Moto GP seperti Tahun 1997
Editor | : | Niko Fiandri |
Sumber | : | Kompas.com |
KOMENTAR