Enam minggu kemudian, dengan darah masih merembes dari perban di kepalanya Niki Lauda menempati posisi ke-4 di F1 Italia.
Pada Oktober 1976, di F1 Jepang terjadi hujan lebat.
Niki Lauda memutuskan itu terlalu berbahaya untuk balapan dan dia mundur, dan mengakhiri perebutan gelar juaranya.
Di Italia, beberapa mengatai Niki Lauda sebagai pengecut.
(BACA JUGA: Ini Dia Beberapa Logo Ducati Beserta Sejarahnya)
Bahkan Enzo Ferrari memiliki keraguan dan membuat rencana untuk menggantikannya.
Niki Lauda pun bereaksi dengan menjadi juara dunia di 1977, dia memenangkan gelar sebagai bentuk balas dendam.
Setelah merebut gelar juara dengan dua balapan tersisa (Kanada dan Jepang), Niki Lauda memutuskan melewatkan dua balapan itu.
Niki Lauda mengatakan pada Enzo Ferrari dia keluar dari Ferrari.
(BACA JUGA: Legenda Satu-satunya, Juara Dunia MotoGP yang Juga Juara Dunia F1)
Enzo Ferrari mengatainya sebagai pengkhianat karena pindah ke tim Brabham Bernie Ecclestone.
Keluarnya Niki Lauda dari Ferrari tidak memberinya gelar juara lagi.
Setelah itu Niki Lauda memutuskan membuat perusahaan penerbangannya sendiri, Lauda Air.
Sebagai seorang pembalap, Niki Lauda tidak bisa jika tidak berada di atas mobil balap.
(BACA JUGA: Gini Penampakan Mobil Pemenang F1 dari Dulu sampai Sekarang)
Tahun 1982 Niki Lauda bergabung bersama McLaren.
Tahun 1984 Niki Lauda mendapatkan gelar juara duniannya yang ke-3 dan akhirnya pensiun setelah musim 1985 berakhir.
Setelahnya Niki Lauda pernah bekerja sebagai penasihat untuk Ferrari, kepala tim Jaguar, dan komentator televisi.
Sekarang Niki Lauda menjadi Ketua Non-Eksekutif dari Tim F1 Mercedes.
Editor | : | Niko Fiandri |
Sumber | : | Formula1.com |
KOMENTAR