GridOto.com-Ganti pelek mobil, maksimum diameternya naik 2 inci dari standar.
Setelah itu Anda mesti memilih lebar dan offset pelek yang sesuai agar pelek tidak keluar dari sepatbor dan tidak mentok saat belok.
Ukuran ban juga mesti sesuai, prinsipnya diameter luar ban pengganti tidak berubah jauh dengan standar.
Walau pelek dan ban pengganti sudah tepat, Anda juga mesti melakukan sejumlah ubahan lanjutan.
Pasalnya, penggantian pelek ini bisa mengubah handling dari mobil.
(BACA JUGA: Ini Komponen Pajero Sport 2016 Yang Di-recall Mitsubishi Indonesia)
Misalnya meningkatnya gejala body roll (pergerakan bodi kendaraan ke arah luar tikungan) dan understeer (ejala mobil cenderung lurus walau setir sudah dibelokkan).
Makanya, bila melakukan pergantian pelek mesti diikuti dengan ubahan lanjutan.
Kalau di luar negeri setiap ganti pelek itu pasti diikuti pergantian per, sokbreker dan rem.
Umumnya per dan sokbreker menggunakan yang lebih keras.
Tujuannya agar suspensi lebih rigid dan mereduksi gejala bodyroll saat menikung.
(BACA JUGA: Ini Proses Recall Honda Odyssey dan Accord Di Indonesia)
Pelek yang lebih besar membuat kerja rem menjadi lebih berat. Makanya perlu ganti rem yang performanya lebih bagus.
Setelah itu, wheel alignment juga perlu disetel lagi. Utamanya setting toe dan camber.
Misalnya pada saat pakai pelek standar toe-nya -1, ketika ganti pelek yang lebih besar toe-nya menjadi -2.
Perubahan ini pasti akan mempengaruhi handling mobil.
Begitu juga dengan setelan camber.
(BACA JUGA: Kenapa Mesin Diesel Lebih Berisik Dibanding Mesin Bensin?)
Anda mesti memastikan camber pasca ganti pelek sudah diukuran yang tepat.
Pasalnya, bila setting-nya tidak sesuai bisa menyebabkan mobil terasa melayang saat melaju kencang.
Demikian artikel Ini Ubahan Yang Mesti Dilakukan Bila Anda Ganti Pelek Mobil dari GridOto.com.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR