"Sudah kami berikan surat rekomendasi ke staf gubernur, Ada tanda terimanya," kata Halim.
(BACA JUGA: Soal Penutupan Tanah Abang, Polisi dan Gubernur Tidak Sehati)
Penataan kawasan Tanah Abang ala Anies-Sandi disebut menyebabkan kemacetan. Halim mengatakan, kemacetan meningkat setelah ada penutupan jalan itu.
"Berdasarkan pengamatan kami, 60 persen mengalami kenaikan (kemacetan)," ujar Halim.
Akibat penutupan jalan itu, terjadi kepadatan lalu lintas dari Jalan Fachrudin sampai Tomang dan Slipi sampai Tanah Abang. Hal itu merupakan hasil kajian selama satu bulan.
Karena itu, polisi mengirimkan surat rekomendasi kepada Pemprov DKI agar jalan dibuka kembali.
Tentunya, hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno pada awal tahun ini.
Ketika itu Sandi mengatakan kemacetan di kawasan Tanah Abang turun drastis.
"Nah, berikutnya slide yang bukan sulap bukan sihir, tetapi kenyataan jumlah kemacetan per hari di kawasan Tanah Abang drop (menurun) signifikan. Penurunannya 58 persen di minggu pertama, drop lagi di minggu kedua," ujar Sandiaga.
Dalam data yang ditunjukkan Sandiaga saat itu, terlihat grafik kemacetan di kawasan Tanah Abang menunjukkan hasil yang fluktuatif. Meski demikian, terjadi penurunan kemacetan yang signifikan di kawasan tersebut.
Sebanyak 11.558 laporan kemacetan di aplikasi Waze terjadi pada 21 Desember 2017, atau sebelum penataan Tanah Abang.
Setelah ditata, laporan kemacetan terbanyak terjadi pada 22 Desember 2017 yakni 7.189 laporan.
Sandiaga mengatakan, penurunan kemacetan ini kemungkinan dipengaruhi libur panjang.
"Jadi, kemungkinan data dipengaruhi libur weekend, Natal, cuti bersama, Tahun Baru serta libur sekolah. Ini laporan kemacetan per hari via aplikasi Waze dengan radius 1 km dari Tanah Abang," ucap Sandi.
Editor | : | Akbar |
KOMENTAR