GridOto.com - Di event Honda Adventure Days (HAD) 2018, GridOto temukan banyak pengguna CRF250L Rally yang dikonversi menjadi supermoto.
Yup, rada nekat nih.
Soalnya, roda bawaan Honda CRF250L Rally 21 inci di depan dan 18 inci di belakang diubah menjadi ring 17 dan ban Supermoto yang profil kembangnya lebih halus.
Dengan roda yang lebih kecil dan road-biased, apakah Honda CRF250L Rally yang menjadi supermoto masih bisa dipakai adventure?
Apalagi sebagian dari total 235 km yang dilalui dari Serpong menuju Ciletuh banyak melewati rute off-road tanah dan lumpur sob!
(BACA JUGA: Bakal Jadi Event Tahunan, Ini Keseruan Honda Adventure Days 2018)
Kebetulan GridOto saat HAD 2018 sempat satu rombongan bersama tim Supermoto Indonesia (SMI).
Dari namanya sudah bisa ditebak, tim berisi tiga rider ini menggunakan CRF250L Rally yang dirombak menjadi supermoto.
Tapi ada perbedaan ban yang dipilih oleh mereka dibanding rider supermoto lain yang banyak memakai ban motor sport jalanan.
"Ban yang kami pilih modelnya dual-sport seperti Pirelli Scorpion Trail II dan MT 60 RS, jadi masih bisa dipakai melewati medan tanah," ungkap Elfri Jufri, ketua umum SMI.
Saat melewati rute HAD 2018 yang melewati trek tanah dan gravel, memang tidak ada kendala seperti motor nyangkut.
"Selama bukan lumpur basah, tinggal atur bukaan gas saja agar ban tidak overspin," tambah Elfri.
Meski tidak semudah tester GridOto yang membawa CRF150L standar, tim SMI bisa menaklukkan rute awal HAD 2018 di area Serpong.
Namun kondisi trek tanah merah berubah menjadi lumpur saat hujan mendera, tentunya menyulitkan untuk ban dual-purpose sekalipun.
Seperti dialami Herry Alamsyah, ketua SMI chapter Bandung saat mencapai titik rest area HAD 2018 di lapangan Cianten Herang, Jawa Barat.
"Wah kalau sudah lumpur mah susah, apalagi ban yang saya pakai Pirelli Scorpion Trail II," tukas Herry.
"Perbandingannya 90% untuk aspal dan 10% untuk tanah, jelas tidak sebaik MT 60 RS yang perbandingannya 60% untuk aspal dan 40% tanah," dijelaskan Elfri.
(BACA JUGA: Di Honda Adventure Days 2018, Tidak Disangka Paling Banyak Motor Ini)
Untungnya Herry jatuh di saat pelan dan mendarat di permukaan lumpur, sehingga tim SMI tetap bisa melanjutkan perjalanan tanpa masalah.
"Kalau mau lebih mudah lewati trek lumpur harus menurunkan tekanan angin, tapi harus pakai stopper agar ban dalam tidak geser," tambah Dadan Rahadian, penasihat SMI.
Meski membutuhkan usaha lebih saat melewati lumpur, tim Supermoto Indonesia berhasil taklukan rute off-road sampai titik finish di Honda Adventure Days 2018.
Bahkan bisa dilihat dari foto diatas, tim SMI bisa masuk ke rute dengan pemandangan indah yang biasanya hanya bisa dilewati motor trail.
"Motor supermoto bukan batasan dan halangan, malah jadi tantangan bisa menaklukkan medan off-road," dijelaskan Dadan yang juga pemilik dari Bigben Powersport, penyedia apparel & riding gear off-road di Bandung.
"Selain itu ada kelebihan dari supermoto, saat lewati rute aspal dan tikungan bisa lebih gaspol dibanding motor trail dan adventure hehe," tambah Herry.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, memang tiga rider dari SMI ini penyuka turing dan adventure baik jarak dekat maupun jauh.
Membuat skill riding mereka lebih terasah sehingga mampu menguasai motor dan beradaptasi dengan medan apapun.
"Kalau mau lebih enak bisa ditambah latihan motocross agar skill riding di trek tanah lebih mumpuni," tukas Elfri yang sering berlatih menggunakan motor Special Engine di Bandung.
Jadi, jangan ragu untuk adventure meski menggunakan motor supermoto sob!
Editor | : | Iday |
KOMENTAR