Dikutip dari otomotifnet.gridoto.com, Dyonisius Beti, selaku Executive Vice President YIMM (PT Yamaha Indonesia Manufacturing Motor), menjelaskan bahwa SOHC dengan konfigurasi over stroke yang nendang di putaran bawah lebih cocok untuk Indonesia.
"Mesin DOHC itu lebih bagus di putaran mesin tinggi," ujarnya.
"Dan jika melihat kondisi lalu lintas dan jalan raya di Indonesia, kami rasa kombinasi SOHC dan VVA menjadi pilihan yang paling cocok. Total balance," lanjutnya.
(BACA JUGA:Dijamin Ngakak Tepok Jidat Lihat Motor Ini! Tampang Moge, Mesinnya...)
Sangat tepat, keunggulan mesin DOHC juga diperhitungkan oleh Yamaha.
Yamaha menerapkan teknologi VVA (Variable Valve Action) pada mesin SOHC-nya.
VVA adalah sebuah terobosan dari Yamaha agar mesin SOHC pada motornya tak kalah dengan kompetitor lainnya yang levelnya sama.
VVA sendiri merupakan mekanisme yang memungkinkan klep masuk punya durasi dan lift yang berbeda antara putaran bawah dan atas.
Khusus untuk menggerakan klep in, ada dua lobe camshaft atau kem yang bekerja secara variable atau bergantian.
(BACA JUGA:Kenali Penyebab Tarikan Brebet di Yamaha YZF-R15)
Selain itu, teknologi VVA yang disematkan juga diklaim membuat tenaga yang dikeluarkan tak terputus dari putaran mesin bawah hingga putaran mesin atas.
Mesin SOHC dengan teknologi VVA ini salah satunya diterapkan di motor Yamaha All New R15.
Editor | : | Iday |
KOMENTAR