GridOto.com - Motor MotoGP dibekali teknologi canggih.
Teknologi canggih motor MotoGP yang dipasang salah satunya sensor.
Banyak juga teknologi yang dipakaikan di motor untuk kurangi risiko kecelakaan.
Enggak tanggung-tanggung, 55 sensor ditempel di motor MotoGP.
(BACA JUGA:Tua-tua Keladi, Valentino Rossi Adalah Inspirasi Anak Muda, Sepakat?)
Sensor-sensor itu masuk dan dihubungkan ke ECU atau Eletronic Control Unit.
Data-data 55 dari sensor bisa dibaca di di layar monitor.
Berikut ada 6 sensor yang dipasang pada motor prototype MotoGP.
1. Launch Control System (LCS)
Sensor untuk mengatur putaran mesin motor untuk selalu di rpm bawah.
(BACA JUGA:Johann Zarco Enggak Mau Gantungkan Kariernya ke Valentino Rossi)
Beberapa kegunaan LCS saat motor MotoGP keluar pit setelah motor disetting ulang atau saat motor mau masuk pit.
Salah satu fungsi lain LCS ketika motor mau start.
LCS bekerja untuk meredam kelebihan rpm saat mau akselerasi sebelum lampu merah start padam.
Salah satu cara menggunakan LCS dengan menekan salah satu tombol di sebelah kiri setang.
2. Traction Control (TC)
Disebut juga kontrol traksi, fungsinya mengatur supaya ban belakang mencengkram aspal 100%.
(BACA JUGA:Walah! Persiapan MotoGP 2018, Petinggi Ducati Malah Enggak Kompak)
Kalau perpindahan tenaga dari putaran mesin waktu akselerasi ataupun deselerasi tidak diatur dengan tepat, muncul deh ban belakang sliding atau bahasa gaulnya ngepot.
Fungsi traction control paling penting supaya mengurangi resiko high side effect.
High side effect kejadian tenaga mesin yang besar keluar mendadak waktu pembalap buka gas cepat seperti saat keluar dari tikungan.
Pembalap enggak bisa mengontrol efek power yang berlebihan mengakibatkan rider terpental dari motor.
Rangkaian sensor kontrol traksi berupa kabel yang diikat ke lengan ayun sampai ke gir belakang motor MotoGP.
(BACA JUGA:Helm Baru Ini Enggak Boleh Dipake Crash Valentino Rossi Karena ...)
3. Sensor Wheelie
Guna sensor wheelie supaya motor enggak standing alias ban depan enggak ngangkat.
Kondisi ban depan standing karena over power saat akselerasi yang biasanya terjadi waktu motor keluar tikungan.
Fungsi sensor wheelie mengatur tenaga yang berlebihan dan mendeteksi gerakan ban depan.
4. Sensor Lean Angle
Lean angle atau sudut kemiringan motor akan mendata berapa derajat kemiringan motor waktu masuk tikungan.
Nanti ketahuan berapa derajat sudut kemiringan motor dan berapa rpm yang diatur pembalap ketika di kelokan.
Mekanik akan tahu nih pembalap berlebihan enggak miringnya atau belum maksimal memiringkan motor.
(BACA JUGA:Video: Duel Jet Darat vs Jet Tempur, Tengok Siapa Pemenangnya)
Saat ini sudut kemiringan paling tinggi bisa mencapai 68 derajat dilakukan Marc Marquez.
Data putaran mesin berbanding lurus dengan sudut kemiringan motor.
5. Sensor sok depan dan belakang
Output data sok depan dan belakang sangat berguna bagaimana kondisi sok bekerja waktu cornering, ngerem, dan keluar tikungan.
Dari data yang terlihat di layar monitor akan bisa dianalisis.
Analisisnya adalah sudah tepat enggaknya titik pengereman si pembalap atau juga sudah pas enggaknya settingan sok ketika pembalap berada di tikungan.
(BACA JUGA:Valentino Rossi Kenang Juara Dunia Pertama, Ada Peran Indonesia Lo)
6. Sensor tekanan angin ban
Ini sensor terbaru yang dipasang sejak ban Michelin menjadi penyuplai ban satu-satunya untuk MotoGP tahun lalu.
Tekanan angin akan bisa berubah-ubah bergantung temperatur aspal sirkuit.
Dengan sensor ini, mekanik tahu apakah tekanan angin ban melebihi batas toleransi atau enggak.
Sensor tekanan angin ban ini dipasang supaya tidak terjadi seperti yang dialami Loris Baz saat tes resmi Michelin di sirkuit Sepang awal tahun lalu.
(BACA JUGA:Video: Cara Nyalain Motor MotoGP, No Kick Starter Atau Electric Starter)
Ban belakang Ducati GP16 yang dipakai mantan pembalap MotoGP Loris Baz pecah mendadak saat motor melintas dengan kecepatan di atas 280 km/jam.
Editor | : | Niko Fiandri |
Sumber | : | Motorplus.gridoto.com |
KOMENTAR