“Operator layanan tinggal berkoordinasi dengan mitra pengantar obat melalui aplikasi, dan memastikan obat sampai dengan benar sesuai resep. Pasien tinggal menunggu di rumah, obatnya diantar oleh driver Gojek. Layanan ini gratis untuk pasien miskin,” terang Anas.
Sebelumnya, para driver gojek ini mendapatkan pelatihan pendistribusi obat.
Mulai memastikan obat telah diterima pasien sesuai nama, alamat, dan nomer rekam medis, hingga apa saja yang perlu diperhatikan saat mengantar obat ke pasien.
“Setelah pelatihan, mereka mengikuti serangkaian tes. Yang lolos ujian yang akan diberikan kartu identitas resmi dari RS sebagai pengantar obat,” kata bupati 44 tahun itu.
Direktur RSUD Blambangan dr Taufik Hidayat menjelaskan, meski diantar Gojek, rumah sakit milik pemerintah daerah itu L tetap memantau ketepatan pengiriman obat.
“Sebelumnya, pasien telah diedukasi tentang obat yang dikonsumsinya saat menyerahkan resep,” ujarnya.
Selain sinergi dengan Gojek, Banyuwangi juga memiliki program layanan antar obat ”Gancang Aron” (Lekas Sembuh).
Program ini lebih mengarah pada pelayanan “home care”, di mana apoteker mendatangi warga yang membutuhkan edukasi lebih tentang pengobatannya.
“Layanan ini untuk kasus penyakit tertentu yang butuh edukasi ekstra. Misalnya, penyakit TBC,” ujarnya.
Artikel ini sudah tayang di surabaya.tribunnews.com dengan judul Di Banyuwangi, Driver Go-Jek Dilatih Khusus Antar Obat ke Warga Miskin
Editor | : | Iday |
Sumber | : | Tribunnews.com |
KOMENTAR