Fitur i-ELOOP, yang berguna untuk menangkap energi yang terbuang saat proses berkendara.
Saat mobil berdeselerasi, muncul energi kinetis yang dalam sistem kelistrikan konvensional, energi kinetis itu akan terbuang sia-sia.
Melalui fitur i-ELOOP, energi kinetis itu lalu dialihkan menjadi daya listrik yang disimpan di Electric Double Layer Capacitor (EDLC).
Caranya, saat sensor mendeteksi bahwa mobil sedang melakukan pengereman, maka sistem akan menghubungkan putaran roda dengan alternator.
Kemudian alternator menghasilkan energi listrik yang selanjutnya disimpan di aki.
Sistem ini merubah energi kinetis menjadi energi listrik.
Ini jelas meringankan kerja mesin karena dalam sistem kelistrikan konvensional, mesin menjadi satu-satunya sumber tenaga yang menggerakkan alternator.
Lebih jauh, friksi yang muncul saat menggerakkan alternator ketika berdeselerasi, turut meringankan kerja rem.
Daya listrik digunakan untuk penerangan, AC, sistem audio dan perangkat elektronik lainnya.
Berkat i-ELOOP yang membuat beban kerja mesin lebih ringan, maka saat dipadukan dengan fitur i-STOP (auto start-stop) teknologi ini mampu menekan konsumsi bahan bakar hingga 10 %.
Hasil tes kami membuktikan saat uji konsumsi di rute dalam kota, Mazda3 mampu meraih 14,3 km/l.
Sementara di rute tol, angka terbaiknya adalah 22,2 km/l.
Terhitung luar biasa mengingat Mazda3 menggunakan mesin 2.000 cc naturally aspirated (N/A).
Namun, di saat berakselerasi dari 0-100 km/jam Mazda3 tidak secepat rival-rivalnya.
Saat kami tes 0-100 km/jam, Mazda3 yang memiliki tenaga maksimal 165 dk dan torsi maksimal 210 Nm ini membutuhkan waktu 10,6 detik.
Angka itu kalah dari Honda Civic Hatchback dan VW Golf TSI.
Honda Civic Hatchback mencatakan waktu akselerasi dari 0-100 km/jam hanya dengan 7,5 detik dan untuk VW Golf TSI dengan 8,3 detik.
Lalu bagaimana dengan akomodasi?
Mazda3 merupakan Medium Hatchback yang berukuran cukup besar jika dilihat dari luar.
Namun tak demikian untuk kabin dari Mazda3 yang tidak terlalu lega, terutama pada jok baris kedua.
Bagi kami yang memiliki tinggi badan 178 cm, legroom dan headroom terasa pas meski tidak bisa dibilang lega.
Untungnya posisi duduk di jok baris kedua sudutnya cukup selonjor, meskipun tidak bisa reclining.
Namun itu hanya berlaku untuk jok baris kedua.
Pada bangku pengemudi tak ada masalah karena sudah bisa sliding, reclining serta adjust naik-turun secara elektris.
Untuk kargo dari Mazda3 cukup luas karena bisa memuat dua koper berukuran besar.
Dan jika ingin membawa barang yang lebih banyak lagi, jok baris kedua dari Mazda3 bisa dilipat rata dengan lantai, sehingga ruang kargo semakin luas.
Mazda3 juga nyaman jika dikendarai.
Terbukti dari bantingan suspensi Mazda3 yang tergolong empuk.
Karakter bantingannya mirip dengan mobil Eropa mantap meski cenderung kaku.
Kabin Mazda3 terasa cukup hening, sehingga pengemudi dan penumpang yang berada di Mazda3 terasa lebih nyaman.
Itu dikarenakan suara yang ada di luar mobil hanya sedikit masuk ke dalam kabin.
Namun suara ban di saat mobil berjalan masih terdengar di kabin.
Untunglah desing itu masih dalam taraf wajar sehingga belum sampai mengganggu kenyamanan.
Untuk jok dari Mazda3 pun terasa nyaman jika diduduki, karena jok Mazda3 dibalut menggunakan kulit berjenis Nappa yang halus serta empuk.
Mazda3 Hatchback
DATA SPESIFIKASI
Mesin : 1.889 cc 4 silinder SKYACTIV
Tenaga maksimum : 165 dk/6.000 rpm
Torsi maksimum : 210 Nm/4.000 rpm
Transmisi : Otomatis 6 percepatan/FWD
PxLxT : 4.475 x 1.840 x 1.465 mm
Wheelbase : 2.700 mm
Ground clearence : 95 mm
Ukuran ban : 215/45 R18
Bobot : 1.370 Kg
Kapasitas tangki BBM : 46 liter
Harga : Rp 416,8 juta
DATA TES
Akselerasi
0-100 km/jam : 10,6 detik
0-60 km/jam : 4,9 detik
60-80 km/jam : 2,6 detik
80-100 km/jam : 3,1 detik
100-120 km/jam : 4,3 detik
RPM @100 km/jam : 2.400 rpm
Pengereman
100-0 km/jam : 40,1 meter
Konsumsi BBM
BBM rute Dalam Kota : 14,3 km/l
BBM rute Tol : 22,2 km/l
Penasaran MPV besar dari Kia? Klik di sini untuk lihat ulasan First Drive Kia Grand Sedona:
Editor | : | Trybowo Laksono |
KOMENTAR