Agar stabil, Bultaco 50 GP memakai rangka inovatif dengan konstruksi monokok dari aluminium dengan desain tangki yang menyatu rangka belakang.
Rangka membuat Bultaco 50 GP lebih rigid dan ringan dibanding kompetitornya yang memakai rangka truss frame dari baja.
Dengan rangka dan dimensi yang kecil, membuat bobot Bultaco 50 GP hanya 55,5 kg, nyaris setengahnya bobot Honda All New Scoopy eSP sob!
Berbeda dengan teknik motor balap zaman now yang bisa direbahkan sampai kena sikut, untuk memacu Bultaco 50 GP sendiri harus pakai teknik khusus.
Karena desain fairing dan rangka Bultaco 50 GP mengharuskan rider sejajar dengan motor, dan posisi ridernya mundur ke belakang sambil menjepit rangka motor.
(BACA JUGA: Video Juara Dunia Moto3 Joan Mir Menikung Dengan Honda CRF450, Marc Marquez Kalah Sob!)
Kaki-kaki Bultaco 50 GP juga khas motor balap era '70-an, dengan pelek Campagnolo League yang tipis seperti pelek sepeda yang dibalut ban Michelin PZ2.
Untungnya pengeremannya sudah cukup modern, dengan sistem cakram mungil Brembo 4-piston di depan dan 2-piston di belakang.
Biar sulit dipacu, berkat fairing yang aerodinamis hasil tes lorong angin dan transmisi 6-percepatan, Bultaco 50 GP punya kecepatan maksimal sampai 185 km/jam sob!
Bultaco 50 GP menjadi motor yang mengharumkan nama banyak rider legendaris di dunia balap.
Selain Ricardo Tormo, tercatat Angel Nieto dan Theo Timmer juga mengendarai Bultaco 50 GP di kelas 50 cc.
Dengan karakteristik mesin dan kaki-kaki seperti itu, kira-kira pembalap zaman now seperti Marc Marquez bisa bawanya sekencang Riccardo Tormo gak ya?
Editor | : | Iday |
Sumber | : | circuitvalencia.com,elsberg-tuning.dk,classic50racingclub.co.uk |
KOMENTAR