Bila komponen tersebut aus atau rusak akan muncul bunyi menggeram atau berdecit yang mengganggu.
3. Cium bau karet atau kabel terbakar
Bau karet atau kabel terbakar dari alternator bisa menjadi indikasi terjagi malfungsi di komponen tersebut.
Puli yang tidak berputar bebas atau tidak selaras bisa meningkatkan friksi yang kemudian menimbulkan panas pada sabuk alternator.
Sehingga munculah bau karet terbakar.
Bau kabel terbakar juga bisa ditimbulkan dari alternator yang overheat akibat memberikan tenaga berlebihan pada rotor.
(BACA JUGA: Cara Mudah Hilangkan Baret Pada Kaca Mobil, Ada Dua Cara Sob!)
4. Lihat sinyal dari warning light
Lampu indikator (warning light) di mobil yang memberi tanda kepada pengemudi ada masalah pada alternator adalah simbol aki berwarna merah.
Bila sinyal ini muncul saat mesin mobil menyala berarti ada masalah di sistem pemasok listrik atau alternator.
Ini bisa terjadi karena lampu indikator tersebut terhubung ke sistem komputer mobil yang memantau output tegangan listrik dari alternator.
Bila output alternator di bawah atau di atas batas yang ditentukan, maka warning light tersebut akan menyala.
Begitu juga ketika simbol aki ini muncul sesaat (1-2 detik) saat mobil melaju atau idle.
Ini bisa menjadi deteksi awal bahwa alternator mulai mengalami masalah.
Namun, jika menyala terus berarti kondisi alternator sudah rusak parah dan tak berfungsi lagi.
(BACA JUGA: Jarang Rusak, Ini Alasannya Rem Parkir Mobil Juga Perlu Dirawat!)
5. Gunakan voltmeter
Untuk hasil yang maksimal gunakan voltmeter.
Soalnya, alat ini bisa mendeteksi performa aktual alternator.
Baik itu besarnya hambatan antara kabel dari alternator ke aki serta tegangan listrik yang dihasilkan oleh alternator.
Output normal alternator berkisar antara 13-14 volt.
Bila angka yang keluar di bawah rentang itu istilahnya undercharge.
Sementara itu bila di atas patokan tersebut disebut overcharge.
Editor | : | Dwi Wahyu R. |
KOMENTAR