1. Pastikan kaki boncenger sudah mampu mencapai foot step, kenapa?
Jika tidak mencapai foot step maka aspek keseimbangan sangat mungkin terganggu dan akibatnya motor rentan oleng.
(BACA JUGA: Tokyo Motor Show 2017 : Keren, Ini Detail Suzuki SV650X Yang Baru Meluncur di Jepang. Lihat Fitur Yang Disematkannya)
Terlebih apabila boncenger bergerak sesuka hatinya.
Salah-salah bisa jadi masalah bagi pengendara.
2. Jangan lupa berikan perangkat keselamatan yang sama dengan pengendara meliputi helm, jaket, celana panjang, dan sepatu.
Meskipun boncenger, tapi risiko yang dihadapi bila terjadi kecelakaan akan sama dengan pengendara, karena itu perangkat keselamatan wajib dikenakan pula oleh boncenger.
3. Tidak ada salahnya mengingatkan atau mengarahkan boncenger agar tidak melakukan gerakan tiba-tiba saat dibonceng.
Bisa juga arahkan untuk berpegangan pada pinggang pengendara dan mengikuti gerak badan sang pengendara saat bermanuver.
(BACA JUGA: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Kisah Dibalik 4 Julukan Valentino Rossi)
4. Selain itu, yang tak kalah penting adalah hindari cara membonceng dengan tubuh menyamping yang kadang masih dilakukan oleh perempuan.
Posisi ini berbahaya karena bobot pembonceng menjadi berat sebelah sehingga dapat menyebabkan motor menjadi oleng.
5. Antara pengendara dan boncenger sekali-sekali dianjurkan untuk saling berkomunikasi.
Bukan untuk terlalu sering mengobrol sepanjang perjalanan, tapi ini mengantisipasi ketika salah satunya mengantuk.
Ketika terjadi komunikasi, salah satu bisa memberikan solusi.
Bisa menepi terlebih dahulu, beristirahat, atau sekadar membeli permen.
Gimana nih, ribet?
Meski terlihat ribet, tapi bersikap antisipatif lebih menguntungkan daripada mengesampingkan keamanan yang dapat menimbulkan resiko buruk.
Ingat safety riding ya, Sob!
Editor | : | Fendi |
Sumber | : | otomotifnet.gridoto.com |
KOMENTAR