Oleh karena itu mereka berpikiran memberi uang sebesar Rp 150 ribu untuk joki jalur alternatif tersebut.
"Makanya saya ada cuma Rp 150 ribu karena daritadi saya isi bensin, saya muter-muter, mobil saya lecet mobil, saya belum asuransi juga pak," katanya.
Baca Juga: Ada Tol Puncak, Ini Proyek Tol Yang Akan Distop Presiden Prabowo
Ia sama sekali tak habis pikir saat tiba di jalan raya langsung diperas sampai Rp 850 ribu.
"Nah kalau udah sampai bapak bilang Rp 850 ribu itu udah gak sesuai sih pak dengan saya apalagi teman-teman saya, kita juga anak kuliahan masih butuh duit orang tua, saya juga gak mau lah ibaratnya bapak juga capek saya bisanya ngasih segitu, sekarang tergantung dari bapaknya," kata pengemudi wanita.
Bukan luluh, joki jalur aternatif Puncak ini malah membandingkan dengan ojek motor.
Menurutnya ojek motor bertarif Rp 250 ribu.
"Kalau begitu mah teh, bawa orang juga ojek orang sudah Rp 250 ribu," katanya.
"Rp 850 udah parah udah kayak ke Bandung. Dari awal gak ada tarifnya," kata wanita.
Bahkan pria bertubuh tambun ini juga seolah mengancam untuk melaporkan pengemudi wanita tersebut ke bosnya, Burhan.
"Saya telepon aja langsung ke pak burhan, bos saya," kata joki.
"Kita gak ada kaitan dengan pak Burhan," timpal wanita.
Parahnya lagi ternyata pengemudi wanita itu dibawa berkeliling jalur alternatif selama 2,5 jam lamanya.
Baca Juga: Kronologi Avanza Nyangkut di Tiang Listrik, Efek Salip Truk di Lajur Berbahaya
"Kalau Rp 850 ribu mending saya jalan sendiri, udah 2 jam muter-muter. Bapak bilang seikhlasnya, mengarahkan ke jalan 30 menit sedangkan kita udah 2 jam," katanya.
"Kalau ke jalan raya doang iya," timpal joki.
"Ke jalan raya mana ? sedangkan kita daritadi gak di jalan raya," jawab wanita.
"Jalan raya Gadog," kata joki.
Tak mau digeretak soal bos, wanita pun mewanti-wanti joki.
Baca juga: Antisipasi Hal Buruk, Polisi Larang Bus Lewat Jalur Alternatif di Puncak Bogor Selama Libur Nataru
"Takutnya bos bapak lebih marah sama bapak karena kita gak ada kesepakatan," katanya.
Sampai akhirnya joki jalur aternatif Puncak Bogor ini menurunkan harga.
"Rp 500 ribu saya gak mau," kata wanita.
"Soalnya saya juga biasanya tadinya ngobrol dulu," kata joki jalur alternatif Puncak Bogor.