Secara nominal, tidak bisa dipungkiri bahwa partisipasi KTM di MotoGP, Moto2 dan Moto3 menjadi salah satu pengeluaran besar perusahaan.
Di kelas premier saja, pabrikan oranye tersebut menghabiskan sekitar 100 juta euro atau hampir Rp 1,7 trilun untuk menjalani satu musim.
Belum ditambah dengan Moto2 dan Moto3, apalagi beberapa ajang junior di mana KTM punya peran besar di dalamnya.
Meski hasilnya positif dari segi market dan bagus dalam branding KTM, para kreditur menilai hal itu merupakan pemborosan besar untuk masa sekarang ini.
Dalam situasi krisis yang sangat berat sekarang ini, kreditur menilai sangat tidak bijak untuk melanjutkan proyek ambisius di Grand Prix.
Laporan tersebut juga menjelaskan target restrukturisasi yang direnanakan adalah tentang keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.
Positifnya adalah KTM batal mem-PHK 500 karyawan lagi pada akhir tahun ini, namun dikurangi menjadi 300 orang saja.
PHK dimulai dari aset-aset KTM yang kurang penting ataupun kurang esensial, seperti divisi real estate dan juga beberapa anak perusahaan lain yang dianggap tidak vital.
Jika rencana tersebut direalisasikan, maka keluarnya KTM akan menjadi pukulan telak untuk kompetisi MotoGP.
KTM adalah aset berharga MotoGP karena selain sebagai peserta, mereka juga punya peran besar dalam pengembangan pembalap muda.
Tapi sisi baiknya adalah dana tersebut bisa digunakan untuk menyelamatkan banyak orang yang menggantungkan hidupnya di perusahaan ini.