Pantas saja, saat selonjor, kaki jadi lebih lega dan nyaman karena area yang diinjak oleh ujung sepatu jadi lebih luas. Meski, sisi luar sepatu masih tetap sedikit keluar.
Joknya masih sama saja, mirip sekali dengan PCX generasi ke-4. Tinggi jok tetap 764 mm dipadu desain jok yang area depannya tirus membuatnya cukup mudah dijangkau.
Untuk yang berpostur 165 cm pun saat berhenti kedua kaki masih bisa menapak ke tanah.
Oiya karakter busanya empuk dan kenyal saat dipegang, meski tipis, dipadu dengan kulit yang lentur. Rasanya sih sama saja dengan versi sebelumnya.
Kemudian setangnya juga terasa dekat dari badan sehingga tangan tidak terlalu menjulur ke depan. Siku lebih menekuk namun tetap nyaman, khususnya buat rider yang tak terlalu tinggi.
Yang bikin pangling tentu setangnya, gara-gara ada cover jadi terasa padat dan besar di bagian kemudi.
Tapi secara impresi masih sama saja, ujung setang menekuk ke dalam mendukung kelincahan.
HANDLING MASIH RINGAN!
Meski rangka dan kaki-kaki tak berubah, bahkan ukuran ban, pelek hingga pengereman masih sama saja. Namun ada yang sedikit berbeda di suspensi belakang.
Pada PCX 160 Roadsync, atau varian paling mahal, kini dilengkapi dengan suspense bertabung. Efeknya, hantam speed trap jadi lebih lembut.
Tapi kalau speed trap dihajar kencang, dan suspensi menekan lebih dalam, masih terasa keras. Ya wajar lah, biar enggak terlalu amblas saat dipakai berboncengan.
Oiya ketika sesi tes, hanya tersedia versi RoadSync. Jadi tidak bisa merasakan impresi suspensi belakang tanpa tabung di New PCX 160 ABS dan CBS.
Sedang suspensi depan masih lembut khas PCX, apalagi dipadu roda depan ring 14 inci. Lewat jalan konblok yang berteksur kasar, bisa diredam dengan baik.
Karakter handling-nya tetap ringan, nurut dan sangat stabil! Area depan khususnya, feeling-nya terasa ringan saat berpindah arah.
Tak terasa saat menikung berkali-kali bagian bawah motor bergesekan dengan aspal. Bukan hanya standar tengah, tapi juga bodi kolong juga ikut lecet.