Lakukan rotasi ban untuk meminimalisir timbulnya keausan ban yang tidak merata.
Serta cek ketinggian kembangan ban dan pastikan masih pada batas yang aman, belum menyentuh tread wear indicator (TWI) alias indikator keausan ban.
Ban yang sudah aus dapat dapat meningkatkan risiko hidroplaning, mengurangi traksi serta memperbesar jarak pengereman.
“Ban merupakan satu-satunya bagian kendaraan yang bersentuhan langsung dengan jalan. Dengan permukaan kontak yang setara dengan telapak tangan, ban harus mampu menahan beban kendaraan, mendukung akselerasi, manuver, dan pengereman," terang Fisa.
"Karena itu, perawatan ban menjadi sangat penting, terutama saat berkendara di musim hujan,” sambungnya.
Selain memastikan ban dalam kondisi baik, perilaku berkendara saat hujan juga perlu diperhatikan.
Pertama, pengendara perlu menyalakan lampu utama mobil untuk meningkatkan visibilitas dan jangan menyalakan lampu hazard karena justru dapat membingungkan pengendara lain.
Ketika turun hujan, segera kurangi kecepatan berkendara guna mempermudah pengendalian kendaraan dan menghindari pengereman mendadak.
"Jaga jarak aman antar kendaraan dengan menerapkan aturan 3 detik, yakni memastikan bahwa kita membutuhkan waktu setidaknya 3 detik guna mencapai posisi kendaraan di depan dari saat kita mulai menghitung," imbuhnya.
Perlu diperhatikan juga bahwa rem berfungsi untuk memperlambat perputaran roda kendaraan.
Namun, berhenti tidaknya laju kendaraan ditentukan oleh traksi atau daya cengkram ban pada permukaan jalan.
"Meskipun rem dalam kondisi prima, jika ban tidak mampu mencengkram permukaan jalan, kendaraan tidak akan berhenti secara optimal,” pungkas Fisa.