Nantinya kemampuan rem menurun dan paling parah sampai blong.
"Saat yang sama, karena posisi perseneling netral, dia (sopir) tidak bisa masukkan ke gigi rendah. Dia cuma bisa masuk ke gigi lima atau empat, makanya saat dievakuasi, posisi gigi ada di gigi yang tinggi," kata Jusri.
Seharusnya, sebelum sopir melewati turunan, pasang gigi transmisi di posisi dua atau satu.
Jadi mesin membantu mengurangi kecepatan truk karena ada engine brake dan rem kaki tidak sering digunakan.
Sebelumnya diberitakan, tim Korlantas Polri menemukan fakta terkait posisi persneling truk trailer pemicu kecelakaan tersebut.
"Sopir truk tidak menggunakan engine break secara maksimal saat kecelakaan beruntun yang melibatkan 17 kendaraan terjadi," kata Kakorlantas Polri, Irjen Pol Aan Suhanan dilansir dari Tribunnews.com.
Baca Juga: Bisa Jadi Penolong, Fitur Ini Mampu Kurangi Risiko Truk Rem Blong Jadi Fatal
Ini ditemukan setelah Aan Suhanan langsung turun mengecek kondisi korban insiden Tol Cipularang KM 92 di RS Abdul Radzak, (11/11/24) petang.
"Setelah kita cek truk tronton (trailer,-red), kita cek perseneling ada di gigi 4. Artinya dengan turunan seperti ini, sopir tidak menggunakan engine break secara maksimal," ujar Aan.
Berdasarkan temuan sementara, Kakorlantas menyebut kondisi truk diduga kuat gagal melakukan pengereman alias rem blong.
"Kemungkinan sopir tak bisa melakukan pengereman atau bisa dikatakan rem blong," ucapnya.
Meski begitu, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut terkait penyebab pasti tabrakan beruntun tersebut.
"Kita belum bisa menyimpulkan secara pasti tabrakan diakibatkan kelalaian sopir atau bukan, nanti kita selidiki besok saat olah TKP," katanya
"Tapi hasil penyelidikan sementara Faktanya seperti itu, perseneling tinggi artinya di 4 termasuk tinggi, engine break tidak maksimal," ucapnya.
Ini jelas bikin heran karena dengan kontur jalan menurun, biasanya disarankan untuk menggunakan gigi rendah.