Supaya sistem pengereman truk maupun bus bekerja dengan baik, kendaraan harus mengangkut beban sesuai daya kemampuan.
“Karena pengereman kita sudah dihitung dengan kapasitas kendaraan, mobil ini standarnya bisa bawa beban berapa banyak. Sehingga diameter brake dan sebagainya sudah diperhitungkan, supaya mampu melakukan pengereman,” ujarnya disitat Kompas.com.
Selain faktor muatan dan daya angkut, penggunaan suku cadang tidak sesuai anjuran turut membuat kinerja rem menurun.
Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menambahkan, jika kejadian rem blong merupakan salah satu dampak negatif dari truk ODOL (over dimension dan overload).
“Sering terjadi kecelakaan di jalan tol, penyebabnya adalah truk ODOL. Truk ODOL dapat mengakibatkan rem tidak berfungsi sempurna dan akhirnya menabrak kendaraan di depannya lalu terguling,” ucap Deddy.
Deddy menambahkan, kecelakaan truk ODOL tak hanya melibatkan kendaraan di depan atau belakang, tapi juga di lingkungan sekitar.
“Risiko truk ODOL bermacam-macam, mulai dari truk rem blong, ban truk pecah, as roda patah, suspensi patah, truk terguling, jalan cepat rusak, muatan atas menabrak jembatan (JPO/Viaduk), hingga kecepatan yang terbatas,” katanya.