Dalam unggahan tersebut, seorang pengguna media sosial bahkan mengaitkannya dengan insiden serupa pada 2019, ketika sebuah bus AKAP PO Sudiro Tungga Jaya (STJ) juga tersesat di lokasi yang sama.
Disitat dari Tribunnews, pada 19 Oktober 2019, bus PO Sudiro Tungga Jaya (STJ) berplat nomor AE 7034 UP juga tersangkut di Hutan Tunggangan saat melakukan perjalanan dari Jatiroto menuju Tirtomoyo.
Jalur yang sempit dan penuh tikungan tajam menjadi tantangan yang tidak bisa diatasi oleh bus berukuran besar ini.
Sang sopir, Sektiawan Aji Suwanta, akhirnya terjebak di tikungan sempit, hingga badan bus tersangkut.
Dhina, salah satu warga setempat, menyatakan bahwa jalur tersebut sebenarnya hanya cocok untuk kendaraan kecil, bukan bus besar.
"Itu jalur antar kecamatan, kejadian ini (bus tersesat) baru pertama kali karena memang jalannya sempit dan tidak bisa dilalui oleh bus," jelasnya.
Menurut keterangan Dhina, sopir bus STJ melihat tanda arah ke Baturetno, meski sebenarnya tidak ada tanda tersebut.
Bus terus melaju hingga akhirnya terjebak di tikungan tajam.
"Sopir baru sadar setelah sampai di tikungan tajam, katanya lihat ada orang yang menyeberang," ungkap Dhina.
Baca Juga: Viral Honda Brio Merah Tabrak Motor Polisi di Lampung, Pelaku Kocar-kacir ke Hutan
Evakuasi bus STJ berlangsung cukup lama, mulai dari pagi hingga siang. Warga harus mengepras tanah di beberapa titik agar bus bisa mundur perlahan. Proses evakuasi akhirnya rampung sekitar pukul 13.00 WIB.
Kapolsek Tirtomoyo, AKP Sarno, menyatakan bahwa bus STJ tersesat karena sopir mengandalkan aplikasi Google Maps sebagai penunjuk jalan. Jalur Tirtomoyo-Tunggangan memang sempit dan hanya cocok untuk kendaraan kecil.
"Sopirnya memakai aplikasi GPS. Sopir baru sadar setelah sampai di tikungan itu," kata Sarno.
Aplikasi Google Maps kadang-kadang mengarahkan pengendara ke jalur-jalur yang tidak sesuai untuk kendaraan besar, terutama di daerah pedesaan atau pegunungan.
Dalam kasus ini, jalan yang sempit dan tikungan tajam membuat bus harus mundur secara perlahan dengan bantuan warga.
Insiden-insiden ini menjadi pengingat bagi para sopir bus pariwisata atau bus besar lainnya agar lebih waspada dan menghindari sepenuhnya jalur yang tidak direkomendasikan bagi kendaraan besar, terutama di daerah dengan kondisi jalan seperti di Hutan Tunggangan.