Syok Berat, Ini Pengakuan Andrea Iannone Usai Sprint MotoGP Malaysia 2024

Rezki Alif Pambudi - Minggu, 3 November 2024 | 09:30 WIB

Andrea Iannone syok dengan MotoGP sekarang (Rezki Alif Pambudi - )

GridOto.com - Pembalap pengganti VR46 Racing Team Andrea Iannone benar-benar syok berat menjalani balapan sprint MotoGP perdananya di MotoGP Malaysia 2024.

Andrea Iannone blak-blakan fisiknya tidak kuat dipakai menjalani balapan sprint MotoGP Malaysia 2024 yang ternyata mengerikan.

Motor MotoGP benar-benar menghajar fisik Andrea Iannone, ditambah level kompetitif para pembalap lain membuatnya sangat kesulitan.

Pembalap asal Italia ini mengaku hanya bisa menjalani sprint lima lap saja dan selebihnya ia hanya berusaha agar yang penting bisa finis saja.

"Sangat disayangkan setelah terlalu banyak lap, MotoGP ini mengakhirimu. Bahkan jumlah lap sprint terlalu banyak bagiku," kata Iannone dilansir GridOto.com dari Corsedimoto.

"Setelah lima lap aku habis. Motor ini benar-benar menghancurkan fisikmu, mereka sangat menuntut fisik dan itu sangat sulit," jelas The Maniac.

Menurut Iannone MotoGP yang sekarang sangat jauh dengan saat ditinggalkannya lima tahun lalu, saat ia pergi akibat skandal doping.

Rider 35 tahun ini mengungkap bahwa muatan aerodinamika di WorldSBK bahkan tidak sampai 1 persen dari yang terpasang di motor MotoGP.

Jadi ia sempat kaget dan kagum merasakan mudahnya menikung memakai motor MotoGP dalam kecepatan yang jauh lebih tinggi.

Baca Juga: Ngaku Juga, Ini Alasan Bagnaia Crash di Sprint MotoGP Malaysia 2024

"Luar biasa. Remnya lebih besar, bisa mengerem lebih keras. Ada muatan aerodinamika yang dibuat motornya. Kau harus mengerem sekuat tenaga, sejauh mungkin memasuki tikungan," sambungnya.

"Semakin cepat melibas tikungan malah semakin bagus, seperti F1, malah jadi mudah dibelokkan. Kalau lambat malah semakin buruk karena motornya kurang menekan ke aspal, ground effect-nya kurang saat lambat. Ini kayak F1, tapi butuh effort fisik luar biasa," sambungnya.

Iannone juga masih belum 100 persen terbiasa mengaktifkan height device, namun ia sudah mulai terbiasa menggunakannya.

"Sebenarnya mudah, tapi kemarin aku sempat lupa menonaktifkannya dan aku melaju lama dengan kondisi menapak tanah. Aku juga mencoba beberapa hal baru. Kau harus ingat kapan mengaktifkan dan mematikannya, tapi tidak repot, karena di Sepang hanya ada dua area saja untuk mengoperasikan itu," jelasnya.

"Aku bodoh, aku ingin konsentrasi menikung dan ingin mengaktifkan device-nya, tapi setelah mengaktifkan aku tidak merasakan efeknya meski sebenarnya sudah ada efeknya," sambungnya.

Pengereman juga menjadi salah satu yang paling berat, karena ia harus mengerem dengan sangat kuat menuju tikungan.