"Luar biasa. Remnya lebih besar, bisa mengerem lebih keras. Ada muatan aerodinamika yang dibuat motornya. Kau harus mengerem sekuat tenaga, sejauh mungkin memasuki tikungan," sambungnya.
"Semakin cepat melibas tikungan malah semakin bagus, seperti F1, malah jadi mudah dibelokkan. Kalau lambat malah semakin buruk karena motornya kurang menekan ke aspal, ground effect-nya kurang saat lambat. Ini kayak F1, tapi butuh effort fisik luar biasa," sambungnya.
Iannone juga masih belum 100 persen terbiasa mengaktifkan height device, namun ia sudah mulai terbiasa menggunakannya.
"Sebenarnya mudah, tapi kemarin aku sempat lupa menonaktifkannya dan aku melaju lama dengan kondisi menapak tanah. Aku juga mencoba beberapa hal baru. Kau harus ingat kapan mengaktifkan dan mematikannya, tapi tidak repot, karena di Sepang hanya ada dua area saja untuk mengoperasikan itu," jelasnya.
"Aku bodoh, aku ingin konsentrasi menikung dan ingin mengaktifkan device-nya, tapi setelah mengaktifkan aku tidak merasakan efeknya meski sebenarnya sudah ada efeknya," sambungnya.
Pengereman juga menjadi salah satu yang paling berat, karena ia harus mengerem dengan sangat kuat menuju tikungan.