Jadi dengan mesin yang baru itu, Yamaha juga akan membuat komponen-komponen baru yang memang sesuai dan seimbang di atas trek.
"Jika semuanya sudah di tempatnya masing-masing, maka fase pengetesan akan dimulai, dan dari situlah bisa dibandingkan dua motor yang berbeda ini," ungkap Bartolini.
Lalu jika pada tes tersebut mesin V4 memang menunjukkan potensi yang menjanjikan dibanding mesin inline 4, Yamaha akan memakainya di dalam balapan.
"Untungnya aturan MotoGP membebaskan kami berganti dari mesin inline 4 ke V4 sepanjang musim," lanjutnya.
"Tapi kendati demikian, mesin baru V4 ini harus dipersiapkan secara sempurna. Mana bisa kembali dan menyerah," jelasnya.
Namun pria yang akrab disapa Max ini memastikan, sebenarnya mesin inline 4 Yamaha masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Nyatanya performa tahun ini jauh lebih meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, hanya saja rival utama seperti Ducati berkembang lebih jauh lagi.
"Kubilang bahwa keputusan kami bukan dari segi performa saja, justru sebaliknya," sambung sang insinyur.
"Bekerja sama dengan desainer Luca Marmorini, kami tahu betul bahwa mesin inline memiliki banyak keuntungan, jadi masih ada banyak ruang untuk dikembangkan dari mesin lama ini," tegasnya.
Di sisi lain, Yamaha juga mempertimbangkan investasi jangka panjang karena mesin V4 ini memang masih menjadi yang terkuat di grid saat ini.
"Kami sadar adalah satu-satunya pemakai mesin inline, tak ada referensi lain. Itu mempengaruhi sasis, juga ban yang juga memegang peran," lanjutnya.
"Semua terhubung. Jadi ini juga menjadi pertimbangan startegis. Faktanya kami di kejuaraan yang sangat menantang dan semua pabrikan lain memakai V4," jelasnya.