GridOto.com - Kemenangan Pecco Bagnaia di sprint MotoGP Jepang 2024 diraih berkat salah satu strategi cerdas yang berisiko.
Saat warm up lap sebelum balapan sprint MotoGP Jepang 2024 dimulai, Pecco Bagnaia menggunakan mapping elektronik berbeda dengan kebanyakan pembalap lainnya.
Pecco Bagnaia sengaja mematikan fitur fuel-saving map saat melakukan warm up lap sprint MotoGP Jepang 2024.
Fitur mapping ini biasanya digunakan saat lap pemanasan, agar satu lap awal sebelum balapan tersebut tidak memakan banyak bahan bakar.
Namun Bagnaia cerdas dengan mematikan fitur tersebut, demi memanfaatkan satu lap warm up tersebut untuk memahami kondisi lintasan secara lebih detail.
Jadi saat fitur tersebut mati, motor seperti masuk dalam mode normal yang digunakan untuk balapan.
Hal itu membuat ada beberapa hal detail mengenai kondisi trek yang sudah dipahami Bagnaia sebelum balapan dimulai.
"Tidak mudah karena kami memutuskan mengorbankan sedikit performa untuk melakukan lap tanpa mapping yang gunanya untuk menghemat bahan bakar," kata Bagnaia dilansir GridOto.com dari Motosan.es.
Risiko mematikan mapping itu adalah Bagnaia harus menjalani sprint dengan sisa bahan bakar lebih sedikit.
Baca Juga: Bastianini Dianggap Bantu Halangi Marquez di Sprint MotoGP Jepang 2024
Jadi sepanjang balapan, ia harus menggunakan mapping yang sedikit lebih hemat bahan bakar, yang membuat tenaga mesin sedikit berkurang.
"Dan itu membuat kami memahami kondisi trek secara lebih baik. Dan di sprint aku harus menjalani sprint dengan tenaga mesin lebih rendah, tapi pada akhirnya semua berhasil," ungkap Bagnaia.
Dan jika terlalu memaksakan gaspol terus saat balapan sprint, bisa-bisa Bagnaia kehabisan bensin sebelum balapan berakhir.
Di Motegi, strategi Bagnaia ini sangat penting karena kondisi treknya yang berbeda karena cuaca dan hujan.
Jadi sangat penting pembalap memahami kondisi aspal tepat sebelum balapan dimulai, sehingga ia bisa langsung kompetitif sejak lap pertama.
Perlu diketahui bahwa pada sprint 12 lap Sabtu kemarin, tiap pembalap hanya dibekali bahan bakar sebanyak 12 liter saja.
Sedangkan pada balapan utama 24 lap hari Minggu, para pembalap harus memaksimalkan bekal bahan bakar 22 liter saja.
Jadi strategi yang sama mungkin tidak semerta-merta dipakai lagi pada balapan utama, karena risiko bahan bakar habis semakin besar.