Jadi sepanjang balapan, ia harus menggunakan mapping yang sedikit lebih hemat bahan bakar, yang membuat tenaga mesin sedikit berkurang.
"Dan itu membuat kami memahami kondisi trek secara lebih baik. Dan di sprint aku harus menjalani sprint dengan tenaga mesin lebih rendah, tapi pada akhirnya semua berhasil," ungkap Bagnaia.
Dan jika terlalu memaksakan gaspol terus saat balapan sprint, bisa-bisa Bagnaia kehabisan bensin sebelum balapan berakhir.
Di Motegi, strategi Bagnaia ini sangat penting karena kondisi treknya yang berbeda karena cuaca dan hujan.
Jadi sangat penting pembalap memahami kondisi aspal tepat sebelum balapan dimulai, sehingga ia bisa langsung kompetitif sejak lap pertama.
Perlu diketahui bahwa pada sprint 12 lap Sabtu kemarin, tiap pembalap hanya dibekali bahan bakar sebanyak 12 liter saja.
Sedangkan pada balapan utama 24 lap hari Minggu, para pembalap harus memaksimalkan bekal bahan bakar 22 liter saja.
Jadi strategi yang sama mungkin tidak semerta-merta dipakai lagi pada balapan utama, karena risiko bahan bakar habis semakin besar.