Lainnya Jadi Miliarder, Pak Tugito Cuma Terima UGR Tol Jogja-Bawen Rp 3,9 Juta Karena Ini

Irsyaad W - Senin, 30 September 2024 | 13:30 WIB

Tugito, warga yang cuma terima UGR proyek tol Jogja-Bawen Rp 3,9 juta saja di Dusun Sempon, Keji, Kabupaten Magelang (Irsyaad W - )

GridOto.com - Sejumlah warga menerima Uang Ganti Rugi (UGR) tanah terdampak proyek tol Jogja-Bawen sejak 2023 lalu.

Atas proyek tol ini, banyak pemilik tanah yang menjadi miliarder dadakan.

Namun ada juga yang mesti legowo karena hanya terima UGR kecil. Salah satunya Tugito.

Pak Tugito hanya mendapat UGR sebesar Rp 3,9 juta saja.

Lantaran tanahnya yang kena proyek tol Jogja-Bawen cuma seluas 1 meter persegi.

Tanah miliknya yang berada di Dusun Sempon, Keji, Kabupaten Magelang itu merupakan bagian dari bangunan warung kelontong yang biasanya dibuka sehari-hari.

"Alhamdulillah, saya bersyukur bisa menerima UGR Rp 3,9 juta dari tanah yang dilepas seluas 1 meter persegi," tutur Tugito, (4/8/23) lalu dilansir dari TribunJogja.

Baca Juga: Kisruh Jumirah Terima UGR Jalan Tol Jogja-Bawen Rp 4 Miliar, Tapi Diminta Kembalikan Rp 1 Miliar

Irsyaad W/GridOto
Proyek konstruksi tol Jogja-Bawen yang berada di exit tol Bawen, kabupaten Semarang

"Jadi tanah itu totalnya sebesar 52 meter persegi, yang 51 meternya adalah bagunan warung," jelas Tugito.

Tugito menceritakan, semula ia bersikukuh mempertahankan tanahnya dari proyek Tol Yogyakarta-Bawen.

Alasannya, untuk tetap memiliki pemasukan karena saat itu pria paruh baya tersebut memiliki anak yang masih belum menikah.

Namun pikiran Tugito berubah seiring anaknya telah menikah belum lama ini.

Ia pun bersedia dan rela melepas sebidang tanahnya untuk mendukung proyek Tol Jogja-Bawen.

"Waktu itu saya sempat berpikir agar tanah saya tidak diambil, karena saya masih punya anak yang belum nikah, jadi saya pertahankan, belum lagi saya tidak tahu kapan itu digusurnya," ucap Tugito.

"Tapi karena sekarang sudah menikah, saya ajukan lagi, tidak hanya yang 1 meter persegi saja, yang 51 sisanya saya juga ajukan agar disetujui," jelas Tugito.

Baca Juga: Sempat Menolak, Warga Klaten Mengaku Terpaksa Menerima UGR Tol Yogyakarta-Solo Sebesar Rp 3,5 Miliar

Selain alasan anak belum menikah, Tugito sempat mempertahankan tanahnya karena ia belum mengetahui seberapa besar uang pengganti yang akan didapatnya.

"Ya semua sudah ketentuan dari Yang Maha Kuasa. Tentu saya mendukung proyek ini sebagai warga Indonesia yang patuh, agar bisa nyengkuyung," ungkap dia.

Tugito menyebut, idealnya harga tanah di kawasan Sempon itu berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu per meter persegi.

Sehingga Tugito bersyukur jika harga yang didapatnya lebih besar ketimbang harga pasaran.

"Alhamdulillah hitungannya mahal, kalau pasarannya paling Rp 750 ribu sudah tinggi, tapi adanya jalan tol ini jadi lebih mahal. Ada yang tegel (keramik) itu minta Rp 200 ribu 1 meter. Kalau di kampung malah sekitar Rp 500 ribuan," tukasnya.

Dari uang kompensasi sebesar Rp 3,9 juta, Tugito berencana menggunakannya untuk tambahan modal usaha.

Menurutnya langkah itu lebih baik ketimbang dipakai untuk hal yang konsumtif.

Baca Juga: Proyek Tol Jogja-Bawen Ubah Petani Jadi Miliarder Dadakan, Lahan Laku Rp 17,6 Miliar

Hal serupa juga dialami Mbah Sri Badawiyah (64) warga Desa Prawatan, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Mbah Sri merupakan warga yang mendapat ganti rugi tanah terdampak proyek tol terkecil di desa itu.

Sawah milik Sri Badawiyah yang kena terjang tol hanya seluas 3 meter saja.

Ia mendapat ganti rugi Rp 2,8 juta.

Meski tak menjadi miliarder seperti warga lainnya, ia tetap bersyukur.

"Alhamdulillah, tetap bersyukur, artinya sawah ini masih bisa diwariskan ke anak cucu," ujarnya saat temui di Aula Desa Prawatan, (11/10/22) lalu, melansir dari Tribun Jogja.

Menurut Sri, secara keseluruhan sawah yang ia miliki di desa itu seluas 800 meter persegi.

Baca Juga: Ular Beton Senilai Rp 14 T Libas Puluhan Desa di Magelang, Ini Jalurnya

Awalnya sawah itu dikabarkan terkena proyel Tol Solo-Jogja.

Setelah adanya pengukuran, ternyata sawah miliknya cuma 3 meter saja yang diterjang tol.

"Itu posisinya di pojokan belakang. Awalnya kan dibilang kena tol tapi setelah di ukur cuma kena 3 meter. Saya bersyukur saja," jelasnya.

Ia mengatakan bakal menggunakan uang Rp 2,8 juta itu untuk berziarah ke makam keluarganya di Demak dan membawa cucunya jalan-jalan.

"Uangnya untuk bawa cucu jalan-jalan dan berziarah ke Demak. Ada makam keluarga di sana," urainya.