Masalah Shockbreaker Disebut Karena Pemakaian, Konsumen Sentil Buat Apa Beli Mercy

Hendra - Sabtu, 28 September 2024 | 08:54 WIB

Mercy E300 milik Afrida Arini yang rusak shockbreakernya (Hendra - )

GridOto.com- Afrida Arini, konsumen Mercedes-Benz E300 yang shockbreakernya bermasalah kecewa dengan penjelasan PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI).

"Disebutkan kerusakan akibat pemakaian normal, bukan bawaan pabrik," ungkap Arini.

Arini mengakui selama ini ia menggunakan mobilnya dengan sangat normal.

"Mobil saya tidak pernah dibawa jalan yang rusak," ungkapnya. 

Bahkan ia menambahkan untuk melewati 'polisi tidur' saja sangat hati-hati. 

"Pelan," ungkapnya. 

Dengan penggunaan normal dan baru 12.000 km kualitas shockbreaker mobilnya sudah rusak, ia mempertanyakan kualitas produk. 

"Kalau pemakaian normal kondisi shockbreaker sudah begini, jadi untuk apa orang membeli Mercy," ungkapnya. 

Ia lantas membandingkan pelayanan Mercedes-Benz dengan produsen lain.

"Saya bukan cuma punya Mercy saja, merek lain gak pernah menyalahkan konsumen," kesalnya.

Sebelumnya, pihak MBDI menyatakan permasalahan yang dihadapi Afrida Arini, konsumennya akibat pemakaian normal. 

Baca Juga: Kasus Sokbreker Mercy E300 Bunyi, Pihak Pabrikan Akhirnya Buka Suara

Kariyanto Hardjosoemarto, Sales and Marketing Director MBDI mengatakan hal itu berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada jaringan resmi Mercedes-Benz.

"Hasil menunjukkan bunyi terjadi akibat pemakaian normal," simpulnya.

Kariyanto menambahkan komponen sokbreker sendiri memiliki usia pakai yang bervariasi berdasarkan kondisi penggunaan kendaraan.

Menurut Kariyanto, komponen shockbreeaker sendiri memiliki usia pakai yang bervariasi berdasarkan kondisi penggunaan kendaraan.

Ia juga menegaskan semua komponen pada Mercedes-Benz telah memenuhi standar kualitas.

"Termasuk shockbreaker telah memenuhi standar kualitas sebelum digunakan oleh konsumen," tegasnya lagi.

Baca Juga: Pemilik Keluhkan Kualitas Sokbreker Mercy-nya, Ini Kata Bengkel Resmi

Sebelumnya diberitakan, kasus ini diawali dengan bunyi di sektor suspensi. Diketahui, bunyi berasal dari shockbreaker. 

Bengkel resmi merekomendasi untuk mengganti shockbreaker dengan biaya Rp 16 juta.

Arini sang pemilik mobil setuju mengganti komponen namun menolak untuk mengeluarkan biaya yang disodorkan.

Ia menilai masalah muncul akibat kualitas komponen bukan karena pemakaian. Apalagi mobil baru berjalan sejauh 12 ribu kilometer dengan pemakaian normal.