Asosiasi Jalan Tol Indonesia Gelar Rapat Koordinasi, Bahas Keberlanjutan Pengusahaan Tol di Tanah Air

Naufal Nur Aziz Effendi - Jumat, 27 September 2024 | 18:00 WIB

Asosiasi Jalan Tol Indonesia menggelar Rapat Koordinasi dengan tema Menjaga Keberlanjutan Pengusahaan Jalan Tol di Indonesia, Kamis (26/9/2024) (Naufal Nur Aziz Effendi - )

GridOto.com - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menggelar Rapat Koordinasi Anggota ATI dengan tema 'Menjaga Keberlanjutan Pengusahaan Jalan Tol di Indonesia' di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, pada Kamis (26/9/2024).

Dalam Rapat Koordinasi Anggota ATI tahun ini, berfokus pada Regulasi Industri Jalan Tol, Proyek Multi Lane Free Flow (MLFF) dan Insentif Fiskal Jalan Tol.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum ATI Subakti Syukur, Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono, Pengawas 3 Bidang Governement and Stakeholders Realation ATI Rachmat Soulisa, Bendahara ATI M. Ramdani Basri, Ketua BPJT Miftachul Munir dan jajaran, serta segenap perwakilan anggota ATI.

Rapat Koordinasi Anggota ATI dibuka oleh Ketua Umum ATI, Subakti Syukur yang dalam sambutannya mengatakan, salah satu pokok bahasan yang akan kita diskusikan dalam Rapat Koordinasi kali ini adalah mengenai keberlanjutan model bisnis pengusahaan Jalan Tol di Indonesia.

"Berangkat dari pokok bahasan keberlanjutan model bisnis pengusahaan jalan tol di Indonesia, persepektif dan keterlibatan dari BPJT maupun fungsional terkait di lingkungan Kementerian PUPR sangat kami harapkan, agar diskusi kita dapat lebih optimal, efektif, dan komprehensif," ujar Subakti.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, industri jalan tol saat ini berkembang dengan dinamika yang sangat cepat, sehingga memunculkan berbagai tantangan seperti mahalnya pembiayaan proyek jalan tol, daya saing industri, hingga kesinambungan bisnis jalan tol dalam jangka panjang," lanjutnya.

Lebih lanjut Subakti juga menjelaskan terkait dinamika yang terjadi pada saat ini, yang perlu dibahas pada rapat ATI ini.

"Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya dinamika ini, antara lain adalah peningkatan biaya investasi pembangunan jalan tol yang dipengaruhi oleh pembebasan lahan, perubahan desain, dan kenaikan biaya konstruksi, serta tingginya cost of fund dari sumber pembiayaan, sehingga industri jalan tol Indonesia menjadi kurang kompetitif dibandingkan negara lain," terangnya.

istimewa
Ketua Umum Asosiasi Jalan Tol Indonesia, Subakti Syukur

Baca Juga: ATI Minta Pemerintah Perhatikan Isu Ini Untuk Jalan Tol Yang Berkualitas