"Kita ganti ruginya bagaimana coba? Jadi kaya gini misalnya saya punya kartu nah dijual sama anggota, terus kompensasinya sama siapa," tambahnya.
Yati pun berharap semua pihak bisa kembali duduk bersama menyelesaikan polemik ojol vs opang ini.
"Jadi itu harus duduk bersama, karena kartunya juga dibeli dari sama-sama opang," tuturnya.
"Tapi, kami ke depan akan berupaya memberikan pelatihan, misalnya beralih dari opang ke ojol," lanjutnya.
Jika mereka siap beralih ke ojol, kata Yati, pihaknya akan berusaha membantu dan bekerjasama dengan ojol.
Baca Juga: Bikin Iri, Pemerintah Bakal Kasih BBM Harga Khusus ke Ojek Online
"Kalau kaya gitu kita masih bisa, kalau kompensasi ya sulit karena jika satu orang Rp 10 juta," katanya.
"Kami uangnya dari mana, apalagi transaksinya bukan sama pemerintah, tapi antar mereka, jadi tidak memungkinkan," ucapnya.
Ia mengatakan, total anggota Opang Pasir Impun ada 136 orang, sedangkan warga asli Kota Bandung hanya 15 orang, sementara sisanya merupakan warga Kabupaten Bandung.
"Sebetulnya kebanyakan opang itu bukan warga Kota Bandung, tapi warga Kabupaten Bandung," ungkap Yati.