GridOto.com - Beberapa jenis bus dan truk dilengkapi dengan rem angin.
Sebab dianggap lebih kuat ketimbang menggunakan minyak rem yang punya potensi overheat.
Serta rem angin lebih proper menahan beban berat dari sebuah bus atau truk.
Lalu seperti apa cara kerja rem angin?
Perlu diketahui dahulu, rem angin adalah sistem pegereman yang memanfaatkan tekanan angin sebagai media penekan kampas rem.
Beda dengan rem hidraulis, energi tekan pada komponen pengereman memanfaatkan tekanan yang dihasilkan oleh cairan yang dimampatkan untuk menekan piston pada kampas rem.
Melansir dari Autoexpose.org, rem angin memiliki berbagai komponen seperti kompresor, air tank, brake chamber, brake valve, brake lining (kampas rem) dan air hose.
Baca Juga: Ini Cara Mudah Bikin Rem Teromol Motor Matic Lebih Pakem dan Empuk
Kompresor berfungsi untuk mengumpulkan udara yang nantinya disimpan di air tank.
Selain itu, kompresor juga membuat tekanan udara di air tank jadi lebih tinggi.
Jika tekanannya sudah tinggi, ada tekanan regulator yang menghentikan sementara kompresor.
Udara bertekanan yang ada di air tank tidak hanya untuk pengereman, bisa juga untuk klakson.
Jika tekanannya berkurang, kompresor akan kembali aktif untuk mengisi tangki.
Komponen selanjutnya yaitu brake chamber, fungsinya mengubah tekanan angin menjadi gerakan mekanis.
Di dalam brake chamber terdiri dari membran, pegas diafragma, tuas dan slack adjuster.
Baca Juga: Kedengaran Jelas, Ini Asal Muasal Bus Sering Keluarkan Suara Mirip Kentut
Kemudian ada brake valve yang terdiri dari pegas dan katup.
Fungsinya sebagai katup yang mengatur masuk keluarnya udara dari air tank ke brake chamber.
Katup ini yang akan membuka ketika pedal rem diinjak.
Selanjutnya ada brake lining atau kampas rem.
Nantinya tuas dari brake chamber akan menggerakkan kampas rem untuk menghentikan roda truk atau bus.
Terakhir ada air hose atau selang udara yang mengalirkan udara bertekanan.
Komponen ini sangat penting dan jangan disepelekan, karena jika bocor, tentu saja sistem pengereman bisa tidak berfungsi.
Untuk cara kerjanya, ketika pedal rem diinjak, brake valve akan terbuka dan release valve menutup.
Udara bertekanan mengalir ke brake chamber, diubah menjadi gaya mekanis yang menekan kampas rem ke tromol atau cakram sehingga kendaraan berhenti.
Baca Juga: Jangan Diremehin, Ini Kelebihan Rem Tromol Dibandingkan Rem Cakram!
Saat pedal rem dilepas, brake valve akan tertutup dan release valve dibuka.
Sehingga menyetop udara dari air tank dan udara di brake valve keluar.
Oleh sebab itu sering terdengar saat bus mengerem, terdengar suara seperti desisan angin atau mirip kentut.
Melansir Kompas.com, Fahrudin, Driver Bus Cititrans Busline trayek Semarang-Jakarta mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan suara tersebut muncul.
"Pertama hand rem yang suaranya bisa agak keras dan ketika rem pedal dilepas juga bisa,” kata Fahrudin.
Fahrudin juga mengatakan, selain pengereman juga bisa disebabkan pedal kopling diinjak dan dilepas bunyi tersebut juga bisa muncul.
"Terus pengeluaran angin secara otomatis juga bisa, tapi yang sering terjadi adalah saat menggunakan hand rem, ini (suara) agak kedengaran," ucapnya.
Baca Juga: Biar Aman, Begini Saran KNKT Untuk Menghindari Terjadinya Rem Blong Pada Truk
Ia juga menjelaskan, untuk pengeluaran angin secara otomatis ini tanda bahwa tekanan angin sudah penuh dan akan keluar sendiri.
Kompresor untuk rem bus punya pressure regulator yang mengatur masuk tidaknya udara ke dalam tangki saat tekanannya sudah maksimal.
Kalau tekanannya sudah maksimal, secara otomatis tangki udara akan mengeluarkan sedikit anginnya.
Oleh itu, ketika bus mengerem, sering terdengar suara mendesis seperti angin yang kencang dari kendaraan tersebut.
Jika tekanannya kurang dari 740 KPa, kompresor akan kembali mengisi tangki udara sampai stabil.