Hal ini bertujuan agar pelumas di transmisi tidak meningkat drastis ketika menghadapi kondisi seperti itu
Ini biasa terjadi lantaran ada tekanan pada gigi P (parkir).
Itu umumnya akibat tuas rem tangan dilepas sebelum gigi dimasukan ke R atau D.
Kalau dalam kondisi seperti ini, setelah mobil akan mundur atau melaju, pindahkan tuas dari P ke R (kalau mau mundur) atau D (kalau mau maju).
Baru kemudian nonaktifkan atau turunkan tuas parking brake.
Selaibn itu nyawa dari transmisi ini adalah pelumas atau Automatic Transmission Fluid (ATF).
Dengan menggunakan tekanan hidraulis, tenaga mesin bisa tersalurkan ke roda.
Semakin baik kualitas oli, semakin baik pula transfer tenaga mesin ke roda.
Pengecekan bisa gunakan tongkat (stik) indikator untuk melihat apakah pelumas masih baik atau tidak, apabila terlihat warna oli sudah kecoklatan apalagi terdapat terdapat serbuk besi halus maka artinya ada masalah cukup serius pada transmisi mobil matik anda.
Penggantian pelumas transmisi otomatis sejatinya dilakukan setiap 20.000 km sekali. Ini yang dianjurkan oleh bengkel resmi.
Namun ada baiknya lakukan sebelum mencapai angka kilometer itu, misalnya saat 15.000 km.
Ini lantaran kerja transmisi otomatis yang juga bekerja saat mobil dalam keadaan macet.
“Jadi, hitungannya secara engine walking hours. Penggantian pelumas transmisi saat 15.000 kilometer ini lebih baik,” jelas pemilik Boss Matic di daerah Karang Tengah, Tangerang dan Bintaro, Tangerang Selatan.
Umumnya oli transmisi yang diganti volumenya sekitar 4 liter, atau pelumas yang berada di oil pan atau karter.
Berbeda kalau opsi kuras oli transmisi yang dilakukan.
Ini fungsinya mengganti oli yang ada di transmisi, baik di pompa maupun di bak penyimpanan (karter),” katanya, sembari menyarankan setiap 45.000 km sekali.
Kalau opsi kuras oli transmisi yang dilakukan, kebutuhan oli sekitar dua kali lipat dari ganti oli transmisi biasa atau sekitar 8 liter.
Baca Juga: Mobil Matik Jarang Ganti Oli Transmisi, Dampaknya Bisa Begini