Beberapa Masih Dipercaya, Inilah Mitos-mitos Saat Isi BBM di SPBU

Irsyaad W - Senin, 12 Agustus 2024 | 11:45 WIB

Campur minyak kayu putih ke bensin Pertalite bisa bikin motor lebih irit? Simak penjelasana ahli mesin ITB. (Irsyaad W - )

GridOto.com - Sampai saat ini, berkembang banyak mitos saat isi BBM di SPBU.

Bahkan beberapa masih dipercaya dan dilakukan dengan dalih masing-masing.

Contoh mitos-mitos tersebut mulai anjuran beli malam hari sampai goyang-goyangkan kendaraan.

Agar jelas, berikut 6 mitos saat isi BBM di SPBU beserta penjelasannya:

1. Isi BBM Dengan Nominal Ganjil

Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas SPBU Cikini, Jakarta Pusat saat hendak mengisi BBM.

Banyak yang bicara, tujuannya agar tidak dicurangi.

Nominal uang ganjil tersebut seperti Rp 11.000, Rp 21.000, Rp 51.000, Rp 57.000 dan seterusnya.

Terkait ini, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting membantah informasi tersebut.

"Hal itu tidak benar. Kuantitas yang dikeluarkan sudah sesuai dengan nominal yang tercantum," ucap Irto, (18/6/22) dilansir dari Kompas.com.

Menurutnya, SPBU saat ini sudah terdigitalisasi dan setiap alat ukur sudah ditetapkan sesuai ketentuan harga BBM.

"Masyarakat tidak perlu khawatir untuk ketepatan kuantitas dan kualitas," imbuhnya.

2. BBM Dicampur Minyak Kayu Putih

Nurul
Minyak kayu putih terbukti bisa turunkan emisi gas buang kendaraan

Klaimnya bisa bikin lebih irit, karena dikatakan bisa meningkatkan kadar oktan dan performa atau torsi mesin lebih maksimal.

Namun, ahli konversi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri membantah mengenai klaim tersebut.

Ia menilai, mencampur minyak kayu putih ke BBM justru dapat menyebabkan performa mesin jadi menurun.

Hal tersebut, menurut Yus, dikarenakan karakter minyak kayu putih yang lebih kesat.

"Minyak kayu putih memang sudah lama memiliki isu meningkatkan oktan dan bikin irit. Tapi karakternya yang kesat berpotensi mengurangi lubricity bahan bakar," ujar Yus, (24/10/22) dikutip dari Kompas.com.

Oleh itu Yus mengatakan, hal tersebut malah mengurangi kemampuan bahan bakar jika digunakan dalam jangka panjang.

Ia berpendapat, mencampur minyak kayu putih dengan BBM hanya memberikan sensasi irit dan meningkatkan performa mesin sesaat saja.

"Sebenarnya efeknya kecil, jadi orang itu hanya tersugesti bahwa saya menggunakan itu (minyak kayu putih) menjadi lebih enak," ungkap Yus.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial and Trading, Putut Andriatno tidak merekomendasikan campuran tersebut.

"Pertamina tidak menyarankan mencampur aditif atau zat tambahan apapun di dalam produk kami," kata Putut.

Sebab mencampur minyak kayu putih ke BBM dapat mengubah kualitas atau spesifikasi bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan tersebut

3. Isi BBM Saat Hujan Bikin Volume Jadi Lebih Banyak

Mitos lain menyebutkan mengisi BBM saat hujan bisa membuat volumenya menjadi lebih banyak.

Hal tersebut karena saat hujan, suhu udara luar jadi lebih dingin dan mempengaruhi volume di tangki bensin jadi lebih padat.

Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho membantah mengenai volume BBM jadi lebih banyak ketika isi bensin saat hujan.

Meski demikian, ia mengatakan memang benar jika suhu udara dingin memicu penyusutan bahan bakar yang berubah sifatnya.

"Perubahan sifat tersebut terbukti, cairan bensin saat cuaca dingin menyusut dan jadi padat. Akan tetapi, volumenya masih tetap," tutur Brasto, (10/12/22) dilansir dari Kompas.com.

Ia mencontohkan, prinsip perubahan sifat alamiah bahan bakar tersebut sama halnya berlaku pada truk tangki.

Namun kenyataannya, saat isi BBM dipindahkan ke tempat penampungan SPBU, tak ada penambahan volume.

"Salah kaprah jika mengartikan isi BBM sewaktu udara dingin lebih banyak. Kalau benar demikian, pastinya SPBU di mana-mana meminta untuk restock saat udara dingin," jelas dia.

Pakar Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes), Widya Aryadi berpendapat senada.

Widya menilai, isi bensin pada situasi apa pun, baik itu hujan atau panas, volume BBM di tangki tetap tidak berubah.

"Itu cuma persepsi manusia, sejak dahulu sudah ada. Yang benar, volume BBM di tangki tetap sama di tengah kondisi cuaca apapun," papar Widya.

Justru yang berbahaya jika kandungan air hujan mengontaminasi BBM, bisa mengubah kompresi mesin," lanjut dia.

4. Goyang-goyang Kendaraan

Tangkapan layar seseorang tengah menggoyangkan mobilnya saat sedang mengisi bensin.(FACEBOOK)

Dikatakan hal ini bisa mencegah udara terjebak dalam tangki.

Namun, Dosen Teknik Mesin dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Jayan Sentanuhady membantah hal tersebut.

Menurutnya, menggoyangkan kendaraan saat mengisi BBM tidak memiliki pengaruh apa pun.

"Padahal, sifat bahan bakar yang cair akan memudahkannya mengisi bagian-bagian terjauh dan tersempit," kata Jayan, (16/1/23) dikutip dari Kompas.com.

Hal ini karena densitas atau massa jenis bahan bakar jauh di atas densitas udara.
Sehingga, dengan sendirinya bahan bakar akan berada di posisi paling bawah.

Jayan menambahkan, mengisi BBM dengan menggoyangkan kendaraan justru bisa berbahaya.

Sebab, nozzle pengisi bahan bakar yang masuk ke mulut tangki akan bergesekan dengan dinding mulut tangki.

Hal tersebut kemudian berpotensi memicu kebakaran karena di sekitar mulut tangki terdapat banyak uap bahan bakar.

5. Isi BBM Pada Malam Hari

Asumsi yang berkemba bisa bikin jumlahnya jadi lebih banyak

Hal tersebut berkaitan dengan suhu lingkungan sekitar yang dingin, tekanan di dalam tangki kendaraan menjadi lebih padat.

Namun, Widya Aryadi menilai tentu sedemikian besar pengaruhnya jika mengisi BBM pada malam hari.

Asumsinya, kata Widya, volume bahan bakar dan tekanan udara karena suhu dan cuaca sifatnya sementara.

Ia mengungkapkan, udara dingin atau panas yang masuk di dalam tangki akan berdiri sendiri-sendiri.

Kemudian, cairan bahan bakar terkompresi pembakaran mesin, tetapi udara hanya masuk sebagai sirkulator di ruang hampa.

"Tidak ada pengaruhnya, isi bahan bakar memang dikatakan padat karena sifat udara yang mengisi tempat kosong," ungkap Widya, (21/2/23) dikutip dari Kompas.com.

"Tapi, bensin kan hidrokarbon, istilahnya nanti memisahkan diri. Udara, air, dan bahan bakar, tidak mungkin menyatu," imbuhnya.

Widya membenarkan suhu bahan bakar tetap akan turun jika berada dalam cuaca atau suhu dingin.

Namun, udara berubah sesuai sifat alamiahnya, dengan kondensasi yang akan menciptakan kandungan air tinggi.

Sehingga menurutnya, hal tersebut hanya memanipulasi.

Air yang ada dan BBM seperti menunjukkan isi tangki benar-benar penuh.

"Sepintas penuh, full tank. Tapi, kan ada kandungan lain selain bahan bakar murni. Air mengendap di dasar, bensinnya larut ke mesin," jelas dia.

6. Isi BBM Sampai Luber

Terakhir, sebagian orang percaya mengisi BBM sampai luber bisa bikin irit.

Anggapan itu muncul karena setelah tangki motor diisi hingga luber, penurunan garis indikator nampak jauh lebih lambat.

Kepala Teknisi AHASS 88, Anto Hananto membantah anggapan tersebut.

Hal itu menurutnya sebuah kesalahpahaman.

Ia menjelaskan, bensin motor sampai luber memang memperlambat penurunan garis indikator bensin, tapi hal itu bukan karena konsumsi BBM jadi irit.

"Soalnya bensin sudah melebihi kapasitas yang bisa dibaca fuel sensor (sensor BBM), jadi kesannya bensin enggak turun-turun, tapi bukan karena awet," tutur dia, (13/7/23) dilansir dari Kompas.com.

Anto menambahkan, batas maksimal yang bisa dibaca oleh sensor BBM tersebut adalah di bawah garis penahan bagian dalam tangki.

Komponen penahan bagian dalam tangki ini bisa dijumpai pengguna motor saat sedang mengisi bensin.

"Jadi kalau isi bensin melebihi batas kapasitas, kelihatannya seolah bensin awet, padahal itu cuma karena enggak kebaca saja," ujar Anto.

Baca Juga: Fakta Menggoyangkan Kendaraan Saat Isi BBM, Ada Dampak Buruk?