Diyakini, bila oli transmisi rutin diganti per 40.000 km akan membuat usia pakai transmisi matic akan lebih awet.
Mengganti oli matic secara berkala dan lebih cepat dari anjuran pabrik saja tidak cukup loh gaes.
Saat transmisi bekerja, pasti ada gesekan antar komponen di dalamnya.
Nah, gesekan tersebut lama-kelamaan akan menimbulkan gram atau ampas-ampas halus.
Gram-gram tersebut tak semuanya bisa dibersihkan saat proses flushing oli transmisi.
“Pasti ada sebagian yang masih nyangkut di dalam girboks, termasuk pada filter oli dan di karter transmisi,” jelasnya.
Bila tersedot ke dalam saluran atau pompa oli maticnya, bisa mempengaruhi tekanan olinya.
Untuk menghindari hal itu, disarankan pada periode tertentu berbarengan dengan penggantian oli matic, lakukan pembongkaran bagian karternya untuk membersihkan gram atau kotoran tadi.
“Minimal setiap 2 kali ganti oli transmisi. Sekalian cek kondisi filter olinya. Bila sudah terlalu kotor dan sulit dibersihkan, sebaiknya ganti baru,” sarannya.
Untuk penggantian oli transmisi pun kata Sumarno tidak harus pakai mesin flushing setiap 40.000 km.
“Bisa diselang-seling. Misalnya di 40.000 km pertama cukup ditap biasa oli lamanya, lalu dimasukin oli baru dengan volume yang sama,” bilangnya.
Nah, baru deh di 40.000 km berikutnya lakukan flushing menggunakan mesin.
Pasalnya metode flushing butuh jumlah oli yang banyak, sehingga bakal keluar biaya lebih besar.
Dengan diseling pakai metode tap oli biasa, jadinya bisa lebih hemat, lantaran tidak butuh volume oli sebanyak itu.
Jadi tahu deh cara merawat mobil bekas transmisi matic.
Baca Juga: Sudah Tahu Belum, Ganti Ban Mobil Part Kecil Ini Juga Harus Diganti