Posisi kedua dihuni oleh juara dunia lima kali GP500 Mick Doohan, yang mendapat dukungan tiga pembalap.
Tiga pembalap itu adalah Marc Marquez, Fabio Quartararo serta pembalap senegara Doohan yakni Jack Miller.
Doohan tak sendirian karena ada legenda Amerika Kevin Schwantz, yang juga mendapat tiga suara pembalap yakni Enea Bastianini, Joan Mir dan Pedro Acosta.
Hal ini tentu sangat unik lantaran Schwantz sendiri aktif balapan jauh sebelum Mir, Bastianini dan Acosta lahir.
Kemudian ada mendiang Daijiro Kato yang menjadi hero buat Takaaki Nakagami, serta Marc Marquez yang dianggap salah satu GOAT oleh adiknya sendiri, Alex.
Namun Alex Marquez tidak menyebut nama kakaknya saja, melainkan juga Alex Criville dan Dani Pedrosa.
Begitu pula Joan Mir yang tak hanya menyebut Rossi dan Schwantz saja, namun juga menganggap Randy Mamola sebagai GOAT.
Uniknya legenda seperti Giacomo Agostini ataupun Angel Nieto tidak disebut sama sekali oleh para pembalap.
Padahal mereka memiliki jumlah titel yang jauh lebih banyak dari Rossi ataupun Marquez.
Mungkin era Agostini dan Nieto sudah terlampau jauh untuk diikuti pembalap MotoGP zaman sekarang.
Hal itu juga jadi pertanda bahwa GOAT tidak melulu soal jumlah titel dunia yang berhasil dikoleksi, namun juga dari kharisma sosoknya itu sendiri.