Gridoto.com - Langkah kaki saya terhenti di depan sosok Jetour Dashing.
Ini merek yang pabriknya di Cina pernah dikunjungi oleh rekan redaksi beberapa waktu lalu.
"O, ini yang namanya Jetour," gumam saya dalam hati.
Beberapa saat kemudian seorang tenaga penjual menyapa dengan ramah.
"Silakan Pak," tegurnya.
Tak butuh waktu waktu lama, tenaga penjual tersebut sudah memberi banyak informasi tentang SUV 5 penumpang tersebut.
Mulai mesin, interior, sampai harganya yang kisaran Rp 390 - 430 juta.
Termasuk pabrik perakitannya di PT Handal Indonesia Maju di Bekasi serta beda manajemen Jetour dan Chery yang di sananya merupakan satu grup.
Namun mendadak ada yang membuat saya menatap lebih lama mobil ini.
"Gimana Pak, mirip sama Porsche kan? Desainnya memang dibantu desainer Porsche," ujarnya berusaha meyakinkan meski tak menyebut Porsche tipe apa.
Mulai lengkung kap mesin, lekuk kaca pintu belakang sampai lekuk bagasi.
"Hmm...sedikit sih memang kayak ada Porsche-Porschenya," ucap saya dalam hati.
Terlepas dari presentasi salesman, saya melihat pameran ini dari sisi lain.
Jepang boleh sukses mengumpulkan para konsumen setianya di pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2024 di ICE BSD, Tangerang.
Meja-meja transaksi beberapa merek mobil Jepang memang penuh oleh para peminat.
Namun tak dapat disangkal, pameran kali ini tak ubahnya suguhan 'orkestra' raksasa industri otomotif Tiongkok.
Berbagai merek yang sebelum event ini sudah menegaskan akan hadir, benar-benar merealisasikan kehadiran mereka ke market Indonesia.
Saya lebih suka menyebutnya dengan 'merangsek' alias menyerbu.
Mata pengunjung benar-benar dimanjakan oleh suguhan baru, baik desain maupun detail yang selama ini hanya tampak dari model-model premium Jepang dan Eropa.
Bayangkan, melihat doortrim Jetour X70 Plus, kesan pertama yang muncul seperti tidak asing.
Enggak meleset, aksen logam dan desain cover speaker di pintu mengingatkan pada produk-produk Mercedes-Benz.
Tapi perhatian saya enggak hanya pada item sedetail itu. Melainkan bagaimana cara mereka mengambil hati calon konsumen Indonesia.
Yakni dengan menyodorkan model-model berbeda dari yang sudah ada di market sini.
Kita bisa sebut di awal, Wuling Air ev yang masuk di kelas mobil compact.
Di saat mata kita terbiasa dengan mobil kecil macam Agya-Ayla, Brio RS, Ignis, Karimun Estilo, Wuling menyuguhkan desain dan teknologi berbeda.
Lalu Chery, menggoda lewat Omoda 5, model yang benar-benar berbeda untuk kelas SUV 1.500 cc.
Untungnya dia, meski sering disebut dengan nada sindiran, namun disandingkan dengan Lexus.
"Tuh, Lexus KW" demikian label yang disematkan pada Omoda 5 yang rasanya merujuk pada Lexus RX Gen 4.
Ya, bebas saja memberi julukan, tapi yang punya produk pasti senang namanya direndengkan dengan Lexus. Kedua, toh Toyota, pabrikan segrupnya enggak membuat SUV 1.500 cc seperti Lexus RX.
Lainnya, hampir tiap brand punya model unik yang dijadikan andalan untuk melawan pabrikan Jepang.
Seperti BAIC punya BJ40, GWM punya Tank 500 dan 300.
Neta menyiapkan Neta X, serta BYD merilis M6 yang menusuk ke pasar MPV 7 seater namun dengan teknologi listrik.
Satu lagi yang ingin saya sebut, Chery iCar 03, SUV kotak dan berukuran compact berpenggerak empat roda.
Ya, Suzuki Jimny boleh unggul lewat histori dan reliabilitasnya untuk off-road di Indonesia saat ini.
Namun mengamati iCar 03, rasanya seperti sedang berhadapan dengan sosok mobil off-road dari masa depan.
Tak ayal, menikmati pertujukan industri mobil kali ini bagai melihat masa lalu dan masa depan yang tersaji di masa kini.