Sehingga Indonesia bisa menjadi pelopor untuk penggunakan BBM ramah lingkungan berbasis CPO.
"Baru Indonesia yang menerapkan B35 yang dimulai dari 2021 sampai 2024, dan akan naik ke B40," ucap Harris.
Adapun penggunaan BBM Solar campuran ini penting karena impor bahan bakar fosil di Tanah Air semakin tidak terkendali.
Disebutkan, produksi di dalam negeri untuk setiap harinya hanya mencapai sekitar 600.000 per barrel.
Sementara tingkat konsumsi mencapai 1,5 juta barrel.
"Artinya kita masih impor sampai 900.000 per barrel. Ini sulit untuk kita tingkatkan kecuali kalau kita punya cadangan yang besar untuk diekspoitasi lagi," ucap dia.
"Sehingga ada pendekatan yang kita lakukan. Pertama mengurangi penggunaan BBM melalui program biodiesel dan bioethanol," lanjut Harris.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan bahwa B40 akan diterapkan pada awal 2025 mendatang.
Kini, pihaknya sudah mempersiapkan segala hal terkait penerapan B40.
Mulai dari uji coba, kesiapan teknis, pasokan, hingga pendanaannya.
Tahun lalu, dari penerapan B35, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik mencapai 12,2 juta kilo liter (KL).
Jumlah ini melebihi target yang dipatok pada 2023 sebesar 10,65 juta KL, atau secara persentase mencapai 114,5 persen.
Ia juga pernah mengatakan, mandatori biodiesel telah memberi efek ekonomi yang besar bagi Indonesia pada 2023.
Terjadi penghematan devisa negara mencapai 7,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 120,54 triliun.
"Devisa kita bisa hemat, karena kita bisa mengurangi importasi solar, termasuk crude, karena kita bisa campur dengan kita punya fame," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, (15/4/24) lalu.
Baca Juga: Ketok Palu, Harga Biodiesel Resmi Meroket Jadi Segini Per Liter