GridOto.com - Sebagian motor balap termasuk MotoGP, menggunakan sistem perpindahan gigi yang berbeda bernama reverse shifting.
Reverse shifting motor MotoGP membuat para pembalap harus menginjak pedal ke bawah, saat berakselerasi dan menaikkan gigi.
Sedangkan untuk menurunkan gigi, pembalap MotoGP harus mencongkel pedal tersebut ke atas yang mana hal tersebut berbeda dengan kebanyakan motor sport di jalan raya.
Tentunya terkecuali sebagian motor sport yang sudah dimodifikasi, dengan mengadopsi sistem reverse shifting yang dipakai MotoGP ini.
Perlu diingat bahwa pada awal 2000-an, sistem shifting konvensional masih digunakan di motor MotoGP.
Namun karena kemampuan menikung MotoGP semakin miring dan membuat sudut antara motor dan aspal semakin sempit, maka sistem pedal shift konvensional memberikan kendala.
Hal itu membuat pembalap akan kesulitan menaikkan gigi ketika berakselerasi dan miring di suatu tikungan.
Akhirnya tiap pabrikan kemudian melakukan pengembangan reverse shifting, yang bertahan hingga sekarang.
Chris Vermeulen dan Suzuki adalah yang terakhir menggunakan sistem pedal gigi konvensional di MotoGP, tepatnya pada 2009 silam.
Baca Juga: Libur Kompetisi MotoGP, Pecco Bagnaia Gaspol Anak Orang
Itu terjadi saat berakselerasi, sedangkan saat melakukan deselerasi untuk menurunkan gigi kasusnya lebih sedikit karena memang jarang terjadi di tikungan.
Biasanya pembalap sudah melakukan trail braking atau hard braking sebelum memasuki tikungan, dan menaruh gir di posisi terbawah sesuai dengan tikungannya.
Alasan yang sama juga membuat tiap pabrikan mengembangkan sistem thumb brake atau rem jempol.
Saat miring ke kanan dengan sudut sangat sempit, pembalap lebih kesulitan memainkan pedal rem belakang.
Karena itulah hampir seluruh motor MotoGP dipasangi thumb brake, tuas rem belakang yang terpasang di setang bagian kiri di dekat tuas kopling.
Selain itu pergantian gigi motor MotoGP juga menggunakan teknologi seamless shift gearbox yang membuat pergantian gigi menjadi sangat halus.