Adapun terkait pembiayaan, Pemkot Balikpapan tengah melakukan kajian kelayakannya, dengan opsi menggunakan APBD atau dana pihak ketiga.
"Jika cukup pakai APBD akan kita anggarkan, kalau tidak cari pihak ketiga," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria mengungkapkan untuk membangun sebuah sirkuit seperti Pertamina Mandalika International Circuit, harus ditetapkan dulu tujuannya.
Tujuan tersebut menyangkut kapasitas sirkuit apakah untuk roda dua, roda empat, berskala nasional, atau internasional.
"Tujuannya harus ditentukan untuk apa ke depannya. Kalau sirkuit daerah, kapasitas bisa untuk motor 150 CC, namun tidak untuk motor 1.000 cc, misalnya," cetus Priandhi.
Kendati demikian, dia mengingatkan, Pertamina Mandalika International Circuit tidak bisa dijadikan patokan.
Sebab sirkuit internasional itu memang dirancang oleh Pemerintah Pusat sebagai fasilitas yang melengkapi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dengan luas total 1.400 hektar.
KEK Mandalika ini dikembangkan dan dikelola secara terintegrasi oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
ITDC pula yang mengembangkan dan mengelola The Nusa Dua, dan The Golo Mori.
"Dari total 1.400 hektar KEK Mandalika atau The Mandalika itu, 100 hektar di antaranya dijadikan sirkuit," jelas Priandhi.
Oleh itu, dia bersama timnya berbagi pengalaman dan pengetahuan bagaimana mengembangkan dan mengelola sirkuit.
Priandhi menuturkan, ketika sirkuit sudah terbangun, pengelola wajib menggelar event-event yang bisa mendatangkan minat masyarakat untuk datang.
Sebut saja event atau kegiatan balap motor, mobil, track D atau bahkan semacam taxi ride event seperti pemanfaatan wahana-wahana di Ancol Jakarta Utara.
"Pengelola wajib menciptakan experience baru bagi masyarakat, seperti bagaimana mengemudi kendaraan di sebuah sirkuit. Inilah yang akan menarik minat masyarakat untuk datang," cetusnya.
Dari kegiatan-kegiatan yang digelar tersebut, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar sirkuit, seperti yang sudah terjadi di Mandalika. Kehadiran sirkuit ini menggerakkan bisnis perhotelan swasta, penginapan milik masyarakat, restoran berbagai kelas, warung makan, hingga supply chain bahan bakunya.
"Kami biasa menggelar kegiatan balap Jumat, Sabtu, dan Minggu. Itu akan buat ekonomi berputar, berjalan. Di mandalika sudah lengkap ada fasilitas akomodasi, dan restoran. Mereka jual makanan ke tim balap, beli bahan baku ke masyarakat. Jadi bergerak ekonominya," tuntas Priandhi.
Baca Juga: Terinspirasi dari Sirkuit Mandalika, IMI Gaet Investor Buat Garap Sirkuit Internasional Bintan