Mesin Penyakitan, Ini Efek Mobil Modern Doyan Minum Pertalite Atau Biosolar

Ferdian - Sabtu, 13 Juli 2024 | 18:30 WIB

Antrean masyarakat yang ingin isi BBM subsidi jenis Pertalite (Ferdian - )

GridOto.com - Beredar kabar pembatasan BBM bersubsidi RON 90 atau Pertalite dan bio solar (B30).

Alasan pembatasan BBM jenis ini adalah karena dianggap sudah tidak layak pakai.

Apakah benar BBM Pertalite dan Bio Solar dampaknya buruk bagi kendaraan?

Eko Setiawan, Pemilik Everest Motor Bintaro mengatakan hampir semua mobil modern dari pabrikan sudah disetel untuk menenggak bahan bakar berkualitas, minimal RON 92.

“Dari spesifikasi mesinnya yang memang memiliki kompresi tinggi, mengharuskan mobil baru diisi BBM minimal RON 92, sehingga pemakaian Pertalite bisa membuat tarikan mesin kurang bertenaga” ucap Eko dikutip dari Kompas.com.

Eko mengatakan dari pengamatan di lapangan memang mesin yang menggunakan bahan bakar kualitas rendah lebih rentan kotor di ruang bakarnya.

Hal ini tentu jadi penyakit awal yang bisa timbul pada mesin dan bisa lebih parah.

Sehingga memerlukan servis atau pembersihan ruang bakar lebih sering.

Anom Budi Prasetiyo, Pemilik Markas Oto spesialis Nissan & Datsun Depok mengatakan beberapa dampak jangka panjangnya ketika mesin menggunakan bahan bakar berkualitas rendah tanpa melakukan servis secara rutin.

“Bisa saja pakai Pertalite, tapi pasti tarikan mesin menjadi lebih berat, ngelitik pasti, dan ruang bakar akan cepat kotor. Sehingga disarankan sering-sering melakukan gurah mesin atau pembersihan ruang bakar,” ucap Anom kepada Kompas.com, belum lama ini.

Anom mengatakan kerugian lainnya ketika pakai BBM kualitas rendah, mesin juga bakal jadi lebih boros bahan bakar.

Esa Pemilik Bengkel Denso Esa Diesel mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan injektor rusak, yang paling utama adalah kualitas solar dan filter solar.

“Kandungan air pada bio solar cukup tinggi, sehingga bila tidak tersaring dengan baik dapat merusak injektor, lubang nozzle pampat, seperti yang diketahui lubang tersebut sangat kecil tak kasat mata,” ucap Esa belum lama ini.

Esa juga mengatakan kualitas bahan bakar jadi faktor yang sangat menentukan keawetan injektor.

Beberapa masalah injektor disebabkan terlalu banyaknya kotoran yang tidak mampu disaring oleh filter solar.

“Jika tangki solar kotor, banyak mengandung air, maka tidak perlu nunggu lama filter solar akan kotor, tidak harus menunggu 5.000 Km, padahal anjuran penggantian filter solar umumnya di kelipatan Km tersebut” ucap Esa.

Jadi, pemakaian BBM bersubsidi memang berdampak buruk pada kendaraan karena kandugannya atau terkait kuaitasnya yang rendah.

Baca Juga: Luhut Sebut Pembatasan Pertalite Mulai 17 Agustus 2024, Pertamina Angkat Bicara